Pages

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Sunday, November 9, 2014

[Tugas Analisis Kinerja Sistem] Pentingnya Manajemen Kontrol Keamanan pada Sistem

Pentingnya Manajemen Kontrol Keamanan pada Sistem
Informasi adalah salah suatu asset penting dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup  bisnis dan disajikan dalam berbagai format berupa : catatan, lisan, elektronik, pos, dan audio visual. Oleh karena itu, manajemen informasi penting bagi  meningkatkan kesuksusesan yang kompetitif dalam  semua sektor ekonomi.
Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai  penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam informasi bisnis  manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui teknologi informasi modern. Sebagai konsekuensinya , meningkatkan harapan dari para manajer bisnis, mitra usaha, auditor,dan stakeholders lainnya menuntut adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan dan memimise dampak peristiwa keamanan.

Mengapa harus mengamankan informasi?
Keamanan Informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi yang dimiliki. Kebanyakan orang mungkin akan bertanya, mengapa “keamanan informasi” dan bukan “keamanan teknologi informasi” atau IT Security. Kedua istilah ini sebenarnya sangat terkait, namun mengacu pada dua hal yang sama sekali berbeda. “Keamanan Teknologi Informasi” atau IT Security mengacu pada usaha-usaha mengamankan infrastruktur teknologi informasi dari  gangguan-gangguan berupa akses terlarang serta utilisasi jaringan yang tidak diizinkan
Berbeda dengan “keamanan informasi” yang fokusnya justru pada data dan informasi milik perusahaan  Pada konsep ini, usaha-usaha yang dilakukan adalah merencanakan, mengembangkan serta mengawasi semua kegiatan yang terkait dengan bagaimana data dan informasi bisnis dapat digunakan serta diutilisasi sesuai dengan fungsinya serta tidak disalahgunakan atau bahkan dibocorkan ke pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
Keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
1.      Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
2.      Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
3.      Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).

Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat berupa kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak.
Informasi yang merupakan aset harus dilindungi keamanannya. Keamanan, secara umum diartikan sebagai “quality or state of being secure-to be free from danger” [1]. Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Keamanan bisa dicapai dengan beberapa strategi yang biasa dilakukan secara simultan atau digunakan dalam kombinasi satu dengan yang lainnya. Strategi keamanan informasi memiliki fokus dan dibangun pada masing-masing ke-khusus-annya. Contoh dari tinjauan keamanan informasi adalah:
       Physical Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.
       Personal Security yang overlap dengan ‘phisycal security’ dalam melindungi orang-orang dalam organisasi.
       Operation Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan kemampuan organisasi atau perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan.
       Communications Security yang bertujuan mengamankan media komunikasi, teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat ini untuk mencapai tujuan organisasi.
       Network Security yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan data organisasi, jaringannya dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi komunikasi data organisasi.

Bagaimana mengamankannya?
Manajemen keamanan informasi memiliki tanggung jawab untuk program khusus, maka ada karakteristik khusus yang harus dimilikinya, yang dalam manajemen keamanan informasi dikenal sebagai 6P yaitu:

Planning
Planning dalam manajemen keamanan informasi meliputi proses perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi untuk mencapai tujuan. Ada tiga tahapannya yaitu:
1.      strategic planning yang dilakukan oleh tingkatan tertinggi dalam organisasi untuk periode yang lama, biasanya lima tahunan atau lebih,
2.      tactical planning memfokuskan diri pada pembuatan perencanaan dan mengintegrasi sumberdaya organisasi pada tingkat yang lebih rendah dalam periode yang lebih singkat, misalnya satu atau dua tahunan,
3.      operational planning memfokuskan diri pada kinerja harian organisasi. Sebagi tambahannya, planning dalam manajemen keamanan informasi adalah aktifitas yang dibutuhkan untuk mendukung perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi keamanan informasi supaya diterapkan dalam lingkungan teknologi informasi. Ada beberapa tipe planning dalam manajemen keamanan informasi, meliputi:
      Incident Response Planning (IRP)
IRP terdiri dari satu set proses dan prosedur detil yang mengantisipasi, mendeteksi, dan mengurangi akibat dari insiden yang tidak diinginkan yang membahayakan sumberdaya informasi dan aset organisasi, ketika insiden ini terdeteksi benar-benar terjadi dan mempengaruhi atau merusak aset informasi. Insiden merupakan ancaman yang telah terjadi dan menyerang aset informasi, dan mengancam confidentialityintegrity atau availbility sumberdaya informasi. Insident Response Planning meliputi incident detectionincident response, dan incident recovery.

      Disaster Recovery Planning (DRP)
Disaster Recovery Planning merupakan persiapan jika terjadi bencana, dan melakukan pemulihan dari bencana. Pada beberapa kasus, insiden yang dideteksi dalam IRP dapat dikategorikan sebagai bencana jika skalanya sangat besar dan IRP tidak dapat lagi menanganinya secara efektif dan efisien untuk melakukan pemulihan dari insiden itu. Insiden dapat kemudian dikategorikan sebagai bencana jika organisasi tidak mampu mengendalikan akibat dari insiden yang terjadi, dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan sangat besar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk melakukan pemulihan.

      Business Continuity Planning (BCP)
Business Continuity Planning menjamin bahwa fungsi kritis organisasi tetap bisa berjalan jika terjadi bencana. Identifikasi fungsi kritis organisasi dan sumberdaya pendukungnya merupakan tugas utama business continuity planning. Jika terjadi bencana, BCP bertugas menjamin kelangsungan fungsi kritis di tempat alternatif. Faktor penting yang diperhitungkan dalam BCP adalah biaya.

Policy
Dalam keamanan informasi, ada tiga kategori umum dari kebijakan yaitu:
       Enterprise Information Security Policy (EISP) menentukan kebijakan departemen keamanan informasi dan menciptakan kondisi keamanan informasi di setiap bagian organisasi.
       Issue Spesific Security Policy (ISSP) adalah sebuah peraturan yang menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dari segi keamanan informasi pada setiap teknologi yang digunakan, misalnya e-mail atau penggunaan internet.
       System Spesific Policy (SSP) pengendali konfigurasi penggunaan perangkat atau teknologi secara teknis atau manajerial.

Programs
Adalah operasi-operasi dalam keamanan informasi yang secara khusus diatur dalam beberapa bagian. Salah satu contohnya adalah program security education training and awareness. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai keamanan informasi dan meningkatkan pemahaman keamanan informasi pekerja sehingga dicapai peningkatan keamanan informasi organisasi.

Protection
Fungsi proteksi dilaksanakan melalui serangkaian aktifitas manajemen resiko, meliputi perkiraan resiko (risk assessment) dan pengendali, termasuk mekanisme proteksi, teknologi proteksi dan perangkat proteksi baik perangkat keras maupun perangkat keras. Setiap mekanisme merupakan aplikasi dari aspek-aspek dalam rencana keamanan informasi.

People
Manusia adalah penghubung utama dalam program keamanan informasi. Penting sekali mengenali aturan krusial yang dilakukan oleh pekerja dalam program keamanan informasi. Aspek ini meliputi personil keamanan dan keamanan personil dalam organisasi.

Standar apa yang digunakan?
ISO/IEC 27001 adalah standar information security yang diterbitkan pada October 2005 oleh International Organization for Standarization dan International Electrotechnical Commission. Standar ini menggantikan BS-77992:2002.
ISO/IEC 27001: 2005 mencakup semua jenis organisasi (seperti perusahaan swasta, lembaga pemerintahan, dan lembaga nirlaba). ISO/IEC 27001: 2005 menjelaskan syarat-syarat untuk membuat, menerapkan, melaksanakan, memonitor, menganalisa dan memelihara seta mendokumentasikan Information Security Management System dalam konteks resiko bisnis organisasi keseluruhan
ISO/IEC 27001  mendefenisikan keperluan-keperluan untuk sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). ISMS yang baik akan membantu memberikan perlindungan terhadap gangguan pada aktivitas-aktivitas bisnis dan melindungi proses bisnis yang penting agar terhindar dari resiko kerugian/bencana dan kegagalan serius pada pengamanan sistem informasi, implementasi ISMS ini akan memberikan jaminan pemulihan operasi bisnis akibat kerugian yang ditimbulkan dalam masa waktu yang tidak lama.


Saturday, November 8, 2014

[Tugas Analisis Kinerja Sistem] Cara Membuat WBS Beserta Contoh

[Tugas Analisis Kinerja Sistem] Cara membuat WBS beserta Contoh
Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu kegiatan pembagian / pemecahan suatu pekerjaan menjadi lebih kecil (sub-kegiatan) dengan tujuan membuat pekerjaan itu menjadi lebih terperinci mengenai tugas-tugas yang harus diselesaikan dan estimasi dari pekerjaan tersebut. Work Breakdown Structure (WBS) diperlukan untuk melihat sedetail mungkin pekerjaan yang akan kita kerjakan, estimasi waktu, biaya, resource, dan lebih mudah pengelolaan dan manajemen pekerjaan tersebut.
Pengembangan WBS di awal Project Life Cycle memungkinkan diperolehnya pengertian cakupan proyek dengan jelas, dan proses pengembangan WBS ini membantu semua anggota untuk lebih mengerti tentang proyek selama tahap awal. 
WBS membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, dan informasi mengenai produktifitas yang meyakinkan anggota manajemen proyek sebagai dasar untuk membuat perundingan. WBS sangat membantu dalam menyusun / mempersingkan suatu pekerjaan , dengan memulainya dari penyusunan krangka setiap sub yang akan dijelaskan antara lain : 

1.    Penggambaran program sebagai ringkasan dari bagian-bagian yang kecil . 
2.    Pembuatan perencanaan. 
3.    Pembuatan network dan perencanaan pengawasan. 
4.    Pembagian tanggung jawab. 
5.    Penggunaan WBS ini memungkinkan bagian-bagian proyek terdefinisi dengan jelas. 

Network Karena kompleksitas pekerjaan, unsur perencanaan memegang peranan yang semakin penting. Banyak kegiatan dapat dikatakan sebagai suatu proyek, yang berarti bahwa mempunyai tujuan tertentu dan usaha untuk mencapainya dibatasi oleh waktu dan sumberdaya tertentu. Perencanaan yang sistematis menimbulkan kepercayaan dalam penyelesaian proyek. Salah satu cakupan dalam perencanaan tersebut adalah masalah penjadwalan atau schedulling proyek. Dalam hal ini peran analisis network dapat membantu. Dalam analisis network dikenal dua metode, yaitu CPM dan PERT. Critical Path Method ( CPM ) Pada tahun 1956 Morgan Walker dari DuPont Company, mencari cara yang lebih baik dalam penggunaan komputer Univac milik perusahaan, kerjasamanya dengan James E. Kelly dari group perencana konstruksi internal Remington Rand dalam menggunakan komputer Univac untuk melakukan penjadwalan konstruksi menghasilkan metode yang rasional, tertib, dan mudah untuk menggambarkan proyek dalam komputer. Pertama kali metode ini disebut William – Kelly method, dan akhirnya disebut Critical Path Method (CPM). Program Evaluation and Review Technique ( PERT ) Program Evaluation and Review Technique (PERT) awalnya dikembangkan oleh Navy Special Project Office atau BIRO proyek khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, dengan bekerja sama dengan perusahaan jasa konsultsi manajemen Booz, Allen and Hamilton. Teknik PERT menekankan pada pengurangan penundaan produksi maupun rintangan berupa konflik-konflik, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan, dan mempercepat penyelesaian proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya pekerjaan yang terawasi dan teratur. Sedangkan data yang diperlukan untuk menyusun analisis network meliputi: 

1.    Jenis – jenis pekerjaan / aktifitas. 
2.    Waktu penyelesaian yang diperlukan untuk tiap – tiap pekerjaan tersebut. 
3.    Urutan pekerjaan. 
4.    Biaya tiap – tiap kegiatan baik normal maupun percepatan.

Estimasi dari suatu pekerjaan dapat dicapai dengan membuat sedetail mungkin daftar pekerjaan yang akan kita kerjakan. berikut ini sya akan mencoba membuat WBS ( work Breakdown Structure ) dari pembuatan website dengan referensi di atas . WBS dimulai dari tahap perancanaan pembuatan / pendeffinisian software hingga software selesai dan report dari pemakai software.

WBS pada PI saya (Aplikasi Perpustakaan SMAN 35 Jakarta Berbasis Website)

Thursday, November 6, 2014

PEMBANGUNAN TELEMATIKA INDONESIA

TUGAS KELOMPOK:
1. AKIB MARIE MUHAMMAD (10111522)
2. ARMANSYAH (11111197)
3. DYAN AULIA PURWANTO (12111299)
4. GIOVANI TOMY PRATAMA (18111419)
5. RICKY SAPUTRA (18111590)


Pembangunan Telematika Indonesia

Jutono G
Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI

Abstraction
Recently it is realized that the use of new computer systems and communication systems are also involving a new communication media. Furthermore, telematics  refers to the development of  convergence among technology telecommunication, media,  and  informatics that each develops separately. Telematics convergence then  is defined as an electronic system based on digital technology or the Net. The term of Media in telematics then develops into   multimedia  discourse. This new term makes the publ confusing ic get confusing, because originally  it  refers only to multimedia computer systems ability to process information in  various  media. It raises ambiguity if the term is define  as an acronym for Telecommunications, Multimedia and Informatics. Broadly speaking the term Information Technology (IT), Telematics, Multimedia, and Information and Communication Technology (ICT) may have similar  meaning, but the definition depends on the scope and the research perspective.

Key words: Telematics, telecommunication, multimedia, informatics, 

Pendahuluan 
Telematika  merupakan  gabungan  kata  telekomunikasi  dan  informatika,  yang  akan  dikembangkan  Indonesia  dalam  mengimbangi  Program  Inteligent  Island  Singapura  (semua  rumah  dihubungkan  dengan  komputer ) dan  Multi  Media  Coridor  Malaysia. Melalui  Kepres  30  Tahun  1997  bangsa  Indonesia  meletakkan  langkah  strategis  meningkatkan  kemampuan 
Telematika.  Membangun  telematika  yang  merupakan  sinergi  telekomunikasi  dan  informatika,  diarahkan  sesuai visi  bangsa  indonesia  dalam  mewujudkan  Wawasan  Nusantara  dan  dalam  menghadapi  persaingan  global  abad  21. 

Prasarana Telematika 
Prasarana  Telematika  merupakan  prasarana  informasi  yang  menjadi  wahana  akses,  pertukaran  dan  penyebaran  informasi  dalam  suatu  kesatuan,  mampu  mendukung  aneka  ragam  basis  aplikasi,  menjangkau  seluruh  lapisan  masyarakat  di  wilayah  indonesia,  memiliki  keterhubungan  dengan  prasarana  informasi  regional  dan global,  serta  dapat  dikembangkan  lebih  lanjut.
Prasarana  Telematika  Indonesia  nantinya  akan  dibangun  secara  lengkap  menggunakan  semua  jenis  teknologi  yang mengacu  pada  standar  Internasional (open  standard),  ekonomis  dan  tepat  guna.
Dalam  pengembangannya  Prasarana  Telematika  Indonesia  akan  dibangun  dengan  sistematika  tiga tingkat,  yaitu  jaringan   utama  lintas  nasional  yang menghubungkan  antar pulau  yang disebut  Adi  Marga  Kepulauan  (Archipelagic  Super  Highway),  jalan  raya  lintas utama  tingkat  kota  dan  wilayah  pusat  pertumbuhan (Multimedia  Cities),  serta  pusat  akses  masyarakat  (Community  Access  Center). Dengan sistematika tersebut  diharapkan  akan  diperoleh  suatu  unjuk  kerja  jaringan  yang  mudah  dalam  pengoperasian,  mempunyai  keamanan  dan  kehandalan  yang  tinggi,  serta  fleksibel  untuk  dikembangkan.
Saat  ini  pada  dasarnya  menghubungkan  27  Ibu  kota  propinsi  seluruh  Nusantara  dan  tersambung dengan  prasarana  informasi  regional  maupun  internasional.  Sebagai  contoh  telah  tergelar  berbagai  jenis  prasarana  transmisi  seperti  SKSO (Sistem  Komunikasi  Serat  Optik),  GMD  (Gelombang  Mikro  Digital),  jaringan  satelit,  dan  SKKL (Sistem  Komunikasi  Kabel  Laut).
Di  pulau jawa  SKSO  digunakan  sebagai  jaringan  tulang  punggung  jalur  utara  dan  selatan,  GMD  digunakan  sebagai  jaringan tulang  punggung  maupun  jaringan  ekor. Sedangkan  jaringan  satelit  dimanfaatkan  untuk  menghubungkan  berbagai  Lokasi  baik  dari  daerah  pelosok  hingga  pusat  bisnis  dengan  menggunakan  teknologi  IDR (Intermediate  Data  Rate),  TDMA(Time  Devision  Multiple  Access),  IBS  (Indosat  Business  Service),  serta  VSAT (Very  Small  Aperture  Terminal),  SKKL  J-S,  menghubungkan  jakarta  dan  Surabaya  yang  selanjutnya  terhubung  dengan  jaringan  internasional. 

Adi  Marga  Kepulauan (Archipelagic  Super  Highway) 
Adi  Marga  Kepulauan  merupakan  jaringan  prasarana  informasi  bebas  hambatan  yang menghubungkan  seluruh  Ibukota  Propinsi  di  Indonesia  dengan  berbagai  fasilitas  jaringan  tulang  punggung (backbone  network).  Sebagai  negara kepulauan  terbesar  didunia  dengan  kawasan  seluas  skala  benua  dan  dengan  jumlah  pulau  yang  demikian  banyak,  maka  konsep tulang  punggung  yang  dianggap  paling  sesuai  untuk  pengembangan  Adi  Marga  Kepulauan  ini  di  dalam  kerangka  Prasarana  Telematika  adalah  struktur  “ring  of  rings”  yang  mencakup  seluruh  kawasan  Nusantara  dengan  heterogenitas  teknologi  yang  sesuai.
Selain  itu  Prasarana  Telematika  dapat juga  menunjang  distribusi  informasi  seperti  Teledukasi,  Telemedik,  Perniagaan  Elektronis,  Perbankan  elektronis  yang  memperoleh  dukungan  dari  teknologi  multimedia  yang  sifatnya  generik.  Multimedia  dapat  berupa  produk  atau  layanan  jasa  yang  merupakan  konveregensi  antara  teknologi  telekomunikasi, teknologi  informasi  dan  media.  Produk  dan  layanan  jasa  ini  membawa  beberapa  jenis  informasi  sekaligus,  seperti  suara,  teks,  gambar,  dan  data. 

Kota  Multimedia (Multimedia  Cities) 
Pada  beberapa  daerah  yang  transaksi  informasi  besar  dikembangkan  konsep  kota  multimedia  sebagai  bagian  dari  “rings  of  rings”  Adi  Marga 
Kepulauan.  Kota multimedia  merupakan  pusat kegiatan  ekonomi  yang  memiliki  jalan  raya  informasi  secara  cepat.  Kerja- jarak-jauh  (telecommuting)  juga  merupakan  praktek  yang  memasyarakat  dikota-kota  tersebut  sebagai  cermin  masyarakat  informasi  yang  didukung  oleh  [rasarana  telematika  Indonesia. Target  Kota  Multimedia  dapt  diwujudkan  di  Jakarta,  selanjutnya  untuk  10  kota  yang  direncanakan  dapat  menjadi  Kota  Multimedia    yaitu  Bandung,  Semarang,  Surabaya,  dan  Medan,  Yogyakarta,  Denpasar,  Batam,  Balikpapan,  Ujung  Pandang,  dan  Kuala  Kencana. 

Pusat  Akses  Masyarakat (Community  Access  Center) 
Target  pada  kelompok  sasaran  ini  berupa  banyaknya  jumlah  Pusat  Akses  Masyarakat  multimedia  yang  terdapat  di  lokasi-lokasi  tertentu  di tingkat  ibukota  propinsi,  kotamadya/kabupaten  sampai  tingkat  kecamatan. Untuk  mendukung  pembangunan  dan  terselenggaranya  Pusat  Akses  Masyarakat  tersebut  akan  dilengkapi  dengan  prasarana  akses  yang  dapat  berupa  jaringan  lembaga,  jaringan  akses  radio,  atau  jaringan  akses  serat  optik  jika  dimungkinkan.

Aplikasi  Telematika 
Walaupun  penyelenggaraan  Aplikasi  Telematika,  di lingkungan  instansi  pemerintah  pusat  dan  daerah  serta  di  perusahaan  pelaku bisnis,  sudah  dilaksanakan  sepanjang  PJPI  dan  Repelita  VI  yang  sedang  berlangsung  ini,  namun  umumnya  masih  bersifat  parsial  dan  cakupan  aplikasi  secara  horizontal  atau  terbatas  dalam  kedalaman  aplikasi  secara  vertikal.  Hal  ini  disebabkan  karena  aplikasi  ini  dibangun  dengan  mengandalkan  konsep  aplikasi  yang  berdiri-sendiri (stand-alone) yang  tak  berdukungan  jaringan  lintasi  informasi.
Dengan  cakupan  keragaman  bentuk  aplikasi,  baik  berupa  sistem  informasi  yang  umum,  pusat-data  atau  pusat-informasi,  serambi-informasi  dan  jaringan  yang  tematis,  sasaran  pembangunan  aplikasi  telematika  mencakup  lima  bidang  aplikasi:
1. Terselenggaranya  aplikasi  telematika  yang  mendukung  upaya  pemberdayaan  aparatur negara  dan  birokrasi  pemerintah
2. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya  pemerkayaan  hidup masyarakat
3. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya  penciptaan  daya  saing bisnis
4. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya penyelenggaraan  pertahanan keamanan  negara
5. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya  pembangunan  informasi dasar 

Aplikasi  pemacu  Telematika
RI-NET  adalah  salah  satu  aplikasi  yang  termasuk  didalam  aplikasi telematika  untuk  memberdayakan  aparatur  negara  dan  birokrasi  pemerintah,  program  kegiatan  untuk  mencapai  setiap  sasaran  adalah  sebagai  berikut:
1. Penyelenggaraan  pertukaran  surat- elektronik  
2. Penyelenggaraan  pertukaran  informasi  multimedia
3. Penyelenggaraan  RI-Homepage  
4. Penyelenggaraan  kantor-elektronik  di  instansi  pemerintah
5. Penyelenggaraan  Sistem  Dukungan  Keputusan (SDK) dan  Sistem  Informasi  Eksekutif (SIE) 

Sistem  Informasi  Kepegawaian  Republika  Indonesia (SIMKRI)
Pembangunan  dan  pengembangan  SIMKRI  dilandasi  oleh  perencanaan  untuk  mewujudkan  3  sasaran  yaitu:
1. Pembangunan  Pusat  Informasi  Data  Kepegawaian  (PIDK)
2. Peningkatan  kinerja  Badan  Administrasi  Kepegawaian  negara(BAKN)
3. Membangun  dan  mengembangkan  mekanisme  kerja  antara  BAKN  dengan  instansi  terkait 

Jaringan  Sistem  Informasi  Pembiayaan  Pembangunan  Nasional  (APBN-Net)
Dengan  tebangunnya  APBN-Net  yang  handal,  maka  diharapkan  dapat  memberikan manfaat  dalam  hal:
1. Mengurangi  duplikasi  dan  tumpang  tindih  kegiatan
2. Mempermudah  penetapan  prioritas  serta  mempermudah  dan  mempercepat  penentuan alokasi  anggaran
3. Meningkatkan  keterpaduan  anggaran  belanja rutin  dan  pembangunan
4. Meningkatkan  keterpaduan  dan  sinkronisasi  perencanaan  anggaran  sektoral  dan  regional menjadi  perencanaan  anggaran  nasional  yang  lebih efektif 

Electronic  Data  Interchange  (EDI)
Untuk  meningkatkan kecepatan  dan  kualitas  pertukaran  dokumen  resmi  yang  terkait  dengan  perdagangan  internasional  dan  pengadaan  pemerintah,  dewasa ini  telah  berkembang  pemanfaatan  telematika  berupa  pertukaran  data (sesungguhnya  lebih  tepat  dikatakan  sebagai  pertukaran dokumen  resmi)  secara  elektronik.  Dewasa  ini  EDI  baru  diselenggarakan  secara  terbatas  untuk  fasilitas  penyelesaian  dokumen  impor  antara  importir  dan  Ditjen  Bea  Cukai,  meskipun  lingkup  pertukaran dokumen  :  ekspor,  impor,  perdagangan,  keuangan,  perhubungan  dan  perbankan. 

Electronic  Banking
Peralatan  komputer  dan  komunikasi  sebagai  alat  bantu  dalam  transaksi  dan  administrasi  dunia  bisnis  sudah  dirasakan  banyak  manfaatnya.  Untuk  mendukung  penyempurnaan  dan  peningkatan  lintas  informasi  dan  sistem  informasi  perbankan  dan  lembaga  yang  harus  memiliki  sistem  dan  jaringan  sebagai  berikut:
1. Sistem  dan  Jaringan  Pemantauan  Operasi  pelaporan  dan  Informasi  Petunjuk  Perbankan
2. Sistem  dan  Jaringan  Pembayaran  

KADIN-Net
KADIN-NET  adalah  jaringan  komunikasi  dan  informasi  milik  KADIN  yang  ditugaskan  untuk  membuat  aliansi  strategis  dengan  lembaga-lembaga  yang  mengolah  data,  informasi  serta  memiliki  jaringan  tersebar  untuk  kepentingan  KADIN. 

Serambi  Depan  Informasi
Adapun  sasaran  Program  Pengembangan  Serambi  Depan  Informasi  adalah:
1. Penempatan  Warung  Informasi  siap saji  Multi  Media
2. Penyiapan  kemasan  Informasi  Pembangunan  siap  saji
3. Penyajian  Home  Page  Informasi  Pembangunan 

Teledukas i(Pengajaran  jarak jauh)
Upaya  pemanfaatan  telematika  untuk  pendidikan  jarak  jauh  ialah  dengan  pengembangan  aplikasi  teledukasi:
1. Pendayagunaan  surat-elektronis  untuk  bimbingan  dan  bantuan  belajar
2. Penyelenggaraan  kegiatan pembelajaran  melalui  homepage  secara  terpusat
3. Pengembangan  dan  pendayagunaan  perpustakaan  elektronis  (e-library)
4. Pengembangan  dan  pendayagunaan  CD-ROM
5. Pengembangan  dan  pendayagunaan  komunikasi  multimedia  secara  interaktif 

Telemedik (Aplikasi  Telematika  untuk  Kesehatan)
Dalam  rangka  meningkatkan  jangkauan  upaya  kesehatan  kepada  masyarakat  baik  di  kota  maupun  di  pedesaan  dengan  memanfaatkan  teknologi  informasi,  Telemedik  dapat  berupa:
1. Jaringan  komputer  nasional  kesehatan
2. Homepage  internet  dan  internet  interaktif
3. Email  sistem
4. Teleconference  sistem
5. Telemedicine. 

Sistem  Informasi  Penduduk (SIMDUK)
Adapun  maksud  dan  tujuan  dikembangkan  SIMDUK  ini  adalah  untuk:
1. Memperoleh  data  penduduk  dengan  segala  aspeknya  guna  menunjang  penyelenggaraan pemerintah  dan  pembangunan
2. Membangun  sistem  informasi  manajemen  kependudukan  yang  menggunakan  data  proses elektronik(komputer)  untuk  membentuk  data  base  penduduk  sebagai  pusat  referensi  data dan  informasi  penduduk
3. Mewujudkan  tertib  administrasi  kependudukan 

Sumber  Daya  telematika Industri
1. Industri  telekomunikasi  
2. Industri  Pengolah  Data
3. Industri  Semi  konduktor
4. Industri  Komponen  dan modul
5. Industri  Peralatan  kesehatan
6. Industri  Perangkat lunak 
7. Industri  Jasa  Informasi

Sumber  Daya  Manusia
1. Sumber  Daya  Manusia  Aparatur
2. Sumber  Daya  Manusia  Masyarakat  Pendidikan
3. Sumber  Daya  Manusia  Tenaga kerja

Hukum-Perundangan
Pengaturan  tentang  Telematika  Indonesia,  antara  lain:
1. Perlindungan  atas  HAKI
2. Pencegahan  terhadap  kejahatan  dan  pelanggaran  privacy
3. Pendukung  aplikasi  Sensitif

Standarisasi
Pengembangan  program  standarisasi  unsur  Telematika  antara  lain:
1. Protokol  Telkom
2. Pembina  Informasi
3. Elemen  Data  Dasar

Kultur
1. Sadar  Informasi
2. Pemanfaatan  Telematika
3. Penguasaan  Industri  Telematika 

Kesimpulan
Telematika  Indonesia  telah  menjadi  kebutuhan  yang  tidak  dapat  ditunda  lagi  dalam  rangka  menyongsong  pengembangan  liberalisasi  perdagangan  dan  industri  pada  era  global  awal  abad  21.  Telematika  Indonesia  juga  turut  memberi  andil  dalam  mengembangkan  citra  dan  martabat  bangsa  Indonesia  dalam  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara.  Sayang  bahwa  kondisi  keuangan  negara  kita  nampaknya  akan  memperlambat  upaya  yang  telah  direncanakan.  Untuk  mewujudkan  wawasan  nusantara  dan  masyarakat  informasi  yang  mendukung  era  global  maka  unsur  prasarana  aplikasi  dan  sumber  daya  yang  saling  terkait  harus  dibangun  bersama-sama. 

Daftar Pustaka  
1.    Modul Panduan Pemberdayaan Masyarkat dalam Pemanfaatan ICT dan Aplikasi Telematika.
2.    Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informasi. 2006. 
3. Tim Koordinasi Telematika Indonesia, Gambaran Umum Pembangunan Telematika Indonesia,Jakarta, 1998  

Analisa dan Review
Melalui Kepres 30 tahun 1977 bangsa indonesia meletakan langkah strategis meningkatkan kemampuan telematika. hal tersebut sesuai visi bangsa yaitu dalam mewujudkan wawasan nusantara dan dalam menghadapi persaingan global di abad 21.
Dengan dibangunya telematika maka dapat dipastikan indonesia dapat mengimbangi program inteligent island singapura dimana semua rumah dapat dihubungkan melalui komputer dan juga dari malaysia yaitu multi coridor malaysia.
Prasarana telematika akan dibangun  dengan sistematika 3 tingkat:
  1. Jaringan utama lintas nasional yang menghubungkan antar pulau yang disebut dengan Adi Marga Kepulauan ( Archipelago Super Highway).
  2.  Jalan raya lintas utama tingkat kota dan wilayah pusat pertumbuhan ( multimedia cities).
  3. Pusat akese masyarakat ( community access center).
Sebagai contohnya telah ada berbagai jenis prasarana:
  • SKSO ( sistem komunikasi serat optik) contoh : di pulau jawa sebagai jaringan tulang punggung jalur utara dan selatan.
  • GMD ( gelombang mikro digital) contoh : sebagai jaringan tulang punggung/ jaringan ekor.
  • Jaringan Satelit contoh : digunakan untuk menghubungkan berbagai lokasi di daerah plosok hingga pusat bisnis menggunakan teknologi IDR( intermediate data rate). TDMA ( Time devision multiple access), IBS ( indosat business service), Vsat ( very small aperture Terminal).
  • SKKL( sistem komunikasi kabel laut) contohnya : menghubungkan antara jakarta dengan surabaya kemudian menuju hubungan internasional.

KESIMPULAN:
Seiring dengan perkembangan zaman terutama teknologi, sudah selayaknya pembengembangan telematika di indonesia lebih dipercepat guna menyongsong dalam hal kemajuan di bidang perdagangan dimana kegiatan transaksi dan pertukaran informasi menjadi lebih cepat.
Namun hal demikian masih sangat sulit direalisasikan disebabkan masih terkendalanya anggaran dalam membangun fasilitas di berbagai pelosok daerah sehingga masih menggunakan sistem yang lama, membuat segala kegiatan terasa lebih lambat dan memakan banyak waktu yang dalam hal ini pertukaran informasi. disamping itu pemerataan yang belum menjangkau daerah-daerah terpencil, hanya berpusat di sekitar daerah kota saja membuat pengimplentasian prasaran aplikasi kian mustahil. untuk itu butuh kesadaran pada pihal yang saling terkait untuk membangun serta mendukung terwujudnya wawasan nusantara dan masyarat informasi di era global kini.
Pertumbuhan fenomenal dalam 2 bidang Telecom (mobile) dan Datacom (Internet) mengarah ke konvergensi dari 2 area ini:
·         Internet-like services ingin diimplementasikan pada mobile service – Higher speed mobile network (2.5G, 3G) diperlukan.
·         Internet Protocol (IP) mempunyai peran strategis dalam pengembangan dan implementasi jaringan telekomunikasi (All IP-based core network).
Dan sistem ke depannya harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·         All IP based core network.
·         Multi-access interoperability.
·    Menawarkan macam – macam teknologi akses ke terminal user dalam suatu arsitektur seamless network.
·         Multi-mode terminal.
·     Teknologi akses berbeda terintegrasi dalam suatu platform common yang fleksibel dan expandeble (software radio).
·         Horizontal (intra-system) dan vertical (inter-system) handover.