Pages

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Saturday, December 27, 2014

PENERAPAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN SEKITAR

Mengapa e-government? Begitu pertanyaan mengenai gagasan pembicaraan tentang e-government dimunculkan. Apa kaitannya dengan upaya mencerdaskan dan menghijaukan Bekasi.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa di era keterbukaan saat ini, informasi telah memainkan peran penting, bukan hanya semata sebagai sarana untuk memberikan keterangan tetapi telah berkembang menjadi kekuatan penentu yang dominan. Siapa yang menguasai informasi maka dapat dikatakan bisa menguasai medan pertempuran dengan lebih baik.

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, aktivitas penyampaian informasi menjadi bagian yang sangat vital. Melalui informasi yang dikelola secara cermat dan akurat, publik akan memahami, bahkan memberikan dukungan, ketika suatu kebijakan pembangunan digulirkan.

Demikian pula sebaliknya. Jika informasi yang disampaikan tidak dipahami dan kurang transparan, kekhawatiran akan timbulnya keresahan bahkan gejolak sangat dimungkinkan mengemuka.

Menyadari peran dan arti pentingnya informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, kita melihat bahwa salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, adalah menerapkan sistim elektronik government (e-government) atau pemerintahan berbasis eletronik dengan menggunakan teknologi informasi (seperti Wide Area Network, Internet dan mobile computing).

Di Indonesia, inisiatif e-government telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika). Dalam instruksi itu dinyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi.

E-government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat di gunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat berupa pelayanan yang mendasar dan menyederhanakan hubungan antar masyarakat dan pemerintah.

Interaksi dapat berupa satu arah dengan menyiapkan fasilitas men-download formulir yang dibutuhkan. Selain itu dapat pula dilakukan dua arah dengan mengumpulkan formulir secara online atau pelayanan elektronik penuh berupa pengambilan keputusan dan delivery (pembayaran).

Dengan menerapkan TI, pelayanan publik dilaksanakan secara online. Pelayanan dapat dilakukan tanpa adanya intervensi pegawai institusi publik, dan memangkas sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sederhana. Dengan konsep ini, secara perlahan pelaksanaan pemerintahan tradisional (traditional government) yang identik dengan paper-based administration maupun pengerjaan secara manual mulai di tinggalkan.

Namun demikian, dalam pelaksanaannya, e-government di Indonesia tampaknya baru pada tahap publikasi situs oleh pemerintah atau baru pada tahap pemberian informasi. Padahal kalau menelusuri instruksi presiden tersebut di atas, e-government bukan hanya sekedar publikasi situs oleh pemerintah. Pemberian pelayanan sampai dengan tahap full-electronic delivery service pun perlu diupayakan.

Beberapa contoh implementasi e-government yang mendominasi di seluruh dunia saat ini berupa pelayanan pendaftaran warga negara antara lain pendaftaran kelahiran, pernikahan dan penggantian alamat.

Selain itu e-government juga memuat persyaratan mendirikan bangunan, perhitungan pajak (pajak penghasilan, pajak perusahaan dan custom duties), pendaftaran bisnis, perizinan kendaraan. Bahkan melalui e-government pun masyarakat pun dapat mengakses APBD dan progres pelaksanaan pembangunan.

Dengan latar belakang ini, bahwa penerapan e-government di Bekasi, baik di pemerintahan kota maupun Kabupaten sudah saatnya lebih ditingkatkan untuk kepentingan pelayanan publik, bukan hanya menampilkan website semata.

Dalam kaitan ini dan dalam rangka memberikan gambaran tentang implementasi e-government lebih lanjut di Bekasi, diharapkan energi positif dapat dikembangkan dan diimplementasikan bagi penerapan e-government yang sesungguhnya di Bekasi dan diberbagai daerah lainnya di Indonesia. Tentu saja dalam penerapannnya tidak akan mudah karena pastinya akan dihadapkan pada kendala-kendala yang sebetulnya non-teknis yaitu terkait masalah kebiasaan atau habit. Akan banyak staf pemda yang akan merasa tidak nyaman jika e-government benar-benar dilaksanakan.

Penerapan yang ada adalah bahwa dalam rangka menunjang pengembangan dan pelaksanaan electronic government (e-government), maka diperlukan penyelenggaraan pemerintahan secara cepat, efisien dan efektif melalui aplikasi perkantoran secara elektronik di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi, sehingga berjalan sesuai dengan aturan, maka perlu menetapkan Peraturan Walikota Bekasi tentang Pengelolaan Aplikasi Perkantoran Secara Elektronik (e-office) di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.

Ruang lingkup dalam pengelolaan Aplikasi Perkantoran Secara Elektronik meliputi:
a. Mengelola pemanfaatan Sistem Aplikasi Secara Elektronik;
b. Mengatur etika dalam pemanfaatan Aplikasi Perkantoran Secara Elektronik;
c. Mengatur mekanisme pemanfaatan Aplikasi Perkantoran Secara Elektronik;
d. Melaporkan pemanfaatan Aplikasi Perkantoran Secara Elektronik secara berkala.

Mekanisme pengelolaan Aplikasi Perkantoran:
a.  Administrator membuatkan akun (username dan password) kepada para pejabat dan operator di lingkup SKPD/Unit kerja.
b.  Kepala SKPD/Unit kerja harus menugaskan 1 (satu) orang staf yang ditunjuk sebagai operator SKPD.
c.  Operator SKPD berkoordinasi dengan administrator pengelola aplikasi dalam hal implementasi fitur-fitur aplikasi perkantoran.
d.  Pejabat dan operator SKPD/Unit kerja yang sudah terdaftar sebagai user aplikasi perkantoran maka dapat saling berkorespondensi kedinasan secara elektronik.
e.  Naskah dinas yang didistribusikan secara elektronik diakui keabsahannya tanpa tandatangan dan stempel basah, hanya dengan melakukan proses login pada akunnya.
f.     Tata naskah dinas yang diperlukan untuk pengarsipan secara fisik (hardcopy) dapat dicetak dengan tanda tangan dan stempel basah.
g.   Bagi yang belum terdaftar sebagai user aplikasi perkantoran (belum memiliki akun), naskah dinas yang didistribusikan akan dicetak dan dikirim secara manual.
h.  Bagi pejabat yang memiliki status kedinasan bebas tugas (cuti, pendidikan, pensiun, menjalani proses hukum) dapat dilakukan proses pendelegasian kepada pejabat yang ditunjuk.
i.      Teknis pendelegasian dilaksanakan oleh operator SKPD/Unit kerja.
j.  Alur kerja Mekanisme Pengelolaan Aplikasi Perkantoran Secara Elektronik dijelaskan dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Begitulah penerapan E-Government yang diterapkan di lingkungan sekitar saya yang berada di wilayah Kota Bekasi.




Sunday, December 21, 2014

JAVA COMMUNITY PROCESS (JCP)

Java Community Process (JCP) adalah organisasi internasional dan pemegang lisensi Jawa pengembang yang piagam adalah untuk mengembangkan dan merevisi spesifikasi teknologi Java, referensi implementasi, dan teknologi kompatibilitas kit. Spesifikasi JCP yang dijelaskan:

1.    Java
Java adalah sebuah object-oriented, platform-independen, multithreaded, lingkungan pemrograman. Software ditulis dalam bahasa pemrograman Java dikompilasi ke kode byte. Mesin virtual Java, menafsirkan bahwa kode byte untuk setiap platform yang virtual Java mesin dipasang.

2. J2EE
Java 2 Platform, Enterprise Edition (J2EE) menggunakan multi-tier model didistribusikan. J2EE Platform yang terdiri dari sebuah Web Server dan sebuah EJB Server. (Server-server ini juga disebut "wadah.") Kontainer Web menyediakan lingkungan runtime melalui penamaan komponen yang memberikan konteks dan manajemen siklus hidup. Beberapa Web server mungkin juga menyediakan layanan tambahan seperti keamanan dan kontrol concurrency. Sebuah server Web dapat bekerja dengan EJB server untuk menyediakan beberapa layanan tersebut. Sebuah web server, bagaimanapun, tidak perlu ditempatkan pada mesin yang sama sebagai server EJB. EJB server yang menyediakan lingkungan yang mendukung pelaksanaan aplikasi yang dikembangkan menggunakan Enterprise JavaBeans (EJB) komponen. Ini mengelola dan mengkoordinasikan alokasi sumber daya pada aplikasi. Enterprise kacang biasanya berisi logika bisnis untuk aplikasi J2EE.

3. J2EE EJB server atau wadah
JB server yang menyediakan lingkungan yang mendukung pelaksanaan aplikasi yang dikembangkan menggunakan Enterprise JavaBeans (EJB) komponen. Ini mengelola dan mengkoordinasikan alokasi sumber daya pada aplikasi. Enterprise kacang biasanya berisi logika bisnis untuk aplikasi J2EE.

The EJB server harus memberikan satu atau lebih EJB kontainer. Sebuah kontainer EJB kacang mengelola perusahaan yang terkandung di dalamnya. Untuk setiap perusahaan buncis, wadah bertanggung jawab atas pendaftaran benda, menyediakan interface untuk remote objek, menciptakan dan menghancurkan objek contoh, memeriksa keamanan untuk objek, mengelola negara aktif untuk objek, dan koordinasi didistribusikan transaksi. Opsional, wadah juga dapat mengelola semua data gigih dalam benda.

Teknologi Enterprise JavaBeans mendukung transien dan gigih objek. Sebuah objek sementara disebut sesi kacang, dan objek yang terus-menerus disebut entitas kacang. Sesi kacang ada hanya untuk jangka waktu satu klien / server sesi. Sesi kacang melakukan operasi seperti mengakses database atau melakukan perhitungan. Sesi kacang dapat transaksional, tetapi biasanya tidak dapat dipulihkan setelah sistem crash. Sesi kacang dapat tanpa kewarganegaraan, atau mereka dapat mempertahankan negara di seluruh metode percakapan dan transaks. Sesi kacang harus mengelola data gigih sendiri. Suatu entitas bean adalah representasi objek data yang terus-menerus dijaga dalam menyimpan data permanen, seperti database. Sebuah entitas objek dapat mengelola sendiri ketekunan, atau dapat melimpahkan ketekunan ke wadah. Lihat:

4. Java Data Objects (JDO)
Java Data Objects (JDO) spesifikasi adalah bagian dari Sun Java Community Process. JDO adalah program aplikasi Java antarmuka (API) untuk transparan ketekunan. Ia bekerja dengan kedua obyek dan database relasional serta jenis sistem lainnya. Ini dirancang untuk juga bekerja dengan baik dengan EJB dan J2EE.

JDO model obyek yang ditentukan oleh seperangkat kelas Java dan XML file metadata. File metadata berisi petunjuk pemodelan yang baik menimpa semantik ditentukan di Jawa atau menyediakan semantik yang tidak dapat diungkapkan di Jawa. Sebuah enhancer disediakan yang meningkatkan kelas Java yang didasarkan pada model ini petunjuk.
JDO spesifikasi yang menyediakan interface standar untuk mengakses, menyimpan, dan pengolahan objek terus-menerus. Aspek utama dalam model JDO:
PersistenceManager: PersistenceManagers bernegosiasi mengakses, transaksi, dan permintaan antara aplikasi dan data store yang mendasarinya. More on the JDO PersistenceManager (new window). Lebih pada JDO PersistenceManager (jendela baru).

Transaksi: Transaksi menyediakan untuk atom, konsisten, terisolasi, dan tahan lama pengelolaan data (ACID properti). More on ACID properties (new window) . Lebih lanjut mengenai properti ACID (jendela baru).

Query: The JDO Query Language (JDOQL) memungkinkan pengguna untuk mencari benda-benda yang terus-menerus sesuai kriteria spesifik. JDOQL ini dimaksudkan untuk menjadi netral bahasa query, sehingga query yang mendasarinya bisa bahasa SQL, query database obyek bahasa seperti OQL, atau mengkhususkan API untuk hirarki database atau sistem EIS. More on the JDO Query Language (new window) . Lebih pada JDO Query Language (jendela baru).

PersistenceCapable kelas: entitas aktual yang disimpan dan diambil. Ada tiga model identitas untuk memungkinkan manajemen database yang berbeda sistem. More on JDO identity models. Lebih lanjut mengenai identitas JDO model (jendela baru).

JDO spesifikasi yang menggunakan bahasa Jawa sebanyak mungkin, yang memungkinkan integrasi transparan Jawa. Hal ini diilustrasikan oleh diagram berikut dan kontras dengan sub-bahasa database SQL dan variannya. Dalam diagram ini, Anda hanya melihat bahasa pemrograman tuan rumah dan tidak ada database sub-bahasa atau hubungi antarmuka tingkat seperti pada JDBC.

5. JDBC
JDBC adalah Java API untuk mengeksekusi perintah SQL. Terdiri dari satu set kelas dan interface yang ditulis di Jawa. Meskipun JDBC mirip Microsoft Corporation's Open Database Connectivity (ODBC) API, JDBC menyediakan antarmuka Jawa lebih alami. Memang, bagaimanapun, membangun ODBC, sehingga orang akrab dengan ODBC akan merasa mudah untuk menggunakan JDBC. Baik JDBC dan ODBC didasarkan pada X / Open SQL CLI (Call Level Interface).

Menggunakan JDBC, pernyataan SQL dapat dikirim ke hampir semua sistem manajemen basis data (DBMS). Ini digunakan sebagai antarmuka untuk kedua relasional dan objek DBMSs. JDBC menggunakan panggilan-pendekatan tingkat bila menggunakan bahasa pemrograman Java. Hal ini diilustrasikan oleh pernyataan JDBC dalam diagram ini.

Contoh sebuah pernyataan JDBC yang menciptakan contoh yang baru akan Person:
PreparedStatement insertPerson = con.prepareStatement( PreparedStatement insertPerson = con.prepareStatement ( "INSERT INTO PERSON " + "INSERT INTO PERSON" + "VALUES (?,?)"); "VALUES (?,?)");
insertPerson.setString(1, "999999999"); insertPerson.setString (1, "999.999.999"); insertPerson.setString(2, "Doug Barry"); insertPerson.setString (2, "Doug Barry"); insertPerson.executeUpdate(); insertPerson.executeUpdate ();

Jika Anda juga ingin memanipulasi Person baru ini tuan rumah contoh di program ini, Anda akan memerlukan kode Java di samping kode ini fragmen yang populates yang contoh di Jawa bersama dengan contoh dalam database. Juga melihat kegigihan transparan vs JDBC tingkat panggilan antarmuka (jendela baru).

Untuk contoh bagaimana arsitektur JDBC dapat digunakan, lihatmenggunakan JDBC dengan server aplikasi (jendela baru).

JDBC adalah sebuah nama merek dagang dan bukan merupakan suatu akronim. " JDBC, bagaimanapun, sering keliru berpikir untuk berdiri untuk "Java Database Connectivity."

I. Pendahuluan
OVER RECENT tahun, fitur dan kesempatan yang ditawarkan oleh multimedia dan teknologi komunikasi, seperti modus transfer asinkron (ATM), telah mengakibatkan peningkatan jumlah beberapa aplikasi komersial untuk videoconference, penanganan informasi multimedia gambar pengolahan, dan sebagainya, yang sedang diintegrasikan ke dalam telemedicine aplikasi, terutama di teleradiology Pengguna akhir, yang dalam hal ini adalah kesehatan profesional, menerima satu set aplikasi yang tidak terkoneksi tidak mudah dikelola, di mana integrasi informasi terutama didasarkan pada "copy-dan-paste" mekanisme antara aplikasi. Aksesibilitas teknologi mahal dan manusia sumber daya untuk setiap warga negara, terlepas dari mana sumber daya ini berada, yang jelas saat ini kebutuhan obat-obatan.

Ini adalah kasus sumber daya pencitraan medis di rumah sakit. Itu keberadaan peralatan ini tidak berarti kehadiran di rumah sakit dari semua ahli yang terlibat dalam diagnosis akhir (e.g., radiologi dan traumatologists). Hal ini lebih rasional dan menguntungkan untuk mencari solusi kerja kolaboratif baru, berdasarkan pada sistem informasi terdistribusi, dan untuk tujuan untuk memberikan remote medis pengguna dengan akses ke database citra medis koperasi untuk membantu diagnosis. Pelaksanaan semacam ini strategi akan mengurangi biaya dan mengoptimalkan penggunaan peralatan pencitraan medis. Skenario umum jenis aplikasi telemedicine dapat digambarkan sebagai berikut: dua situs klinis terpencil dengan peralatan yang berbeda dan tenaga medis, dilengkapi dengan dua telemedicine terminal dihubungkan oleh sebuah jaringan broadband, terpisah secara geografis dapat berbagi sumber daya dan dukungan komputer yang diperlukan kerjasama yang didukung (CSCW) antara profesional kesehatan klinis yang terletak pada kedua situs. Dalam skenario ini, pusat pencitraan medis (MIC), khusus dalam diagnosis pencitraan medis, menawarkan pencitraan medis peralatan dan keahlian medis yang diperlukan oleh pengarah rumah sakit (RH), di mana peralatan dan keahlian ini tidak tersedia. Dalam rumah sakit, ahli klinis merujuk pasien mereka ke MIC untuk melaksanakan studi pencitraan medis.

A. Bonaparte Proyek
Sebagai contoh skenario yang digambarkan di atas, makalah ini menyajikan desain, pengembangan, dan evaluasi maju aplikasi dan layanan telemedicine dikembangkan dalam proyek Bonaparte
Gambar. 1. Telepresence dalam sesi klinis skenario. Aakses. Bonaparte konsorsium yang terdiri dari operator, industri telekomunikasi, universitas, dan pengguna dari delapan negara-negara Eropa.

II. METODE Desain yang sesuai jenis ini sangat interaktif sistem harus didasarkan pada pengguna desain terpadu berpusat menjadi kegunaan evaluasi dalam siklus hidup sistem. Ini Pendekatan kegunaan dimulai dengan rinci kebutuhan pengguna analisis, di mana pengguna sistem dan skenario telah ditentukan, dan berlanjut dengan spesifikasi dan desain sistem dan user interface. Akhirnya, kegunaan untuk proses evaluasi harus menjamin pemenuhan terakhir dari kebutuhan pengguna.

A. Analisis Kebutuhan Pengguna Metodologi
Analisis kebutuhan pengguna metodologi yang digunakan dalam proyek bergantung pada deskripsi tertentu konteks di mana aplikasi yang akan digunakan. Konteks ini digunakan deskripsi dilakukan dengan kuesioner yang terstruktur termasuk daftar hierarkis yang paling umum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegunaan akhir aplikasi.

B. Definisi dari Skenario Telemedis
Berdasarkan skenario telemedicine umum, seperti satu disajikan dalam bagian sebelumnya, beberapa jenis pengguna dan skenario yang diidentifikasi pada kedua pusat kesehatan, yaitu MIC dan RH. Para pengguna aplikasi telemedicine

C. Multimedia Telemedis Platform
Koperasi Medical Diagnosis. Yang telemedicine platform yang digunakan dalam proyek Bonaparte didasarkan pada ATM telemedicine yang ada platform multimedia

Layanan telemedicine lanjutan terdiri dari telemedicine platform adalah sebagai berikut:
• Computer-Supported Cooperative Work : Layanan ini memungkinkan dua pengguna untuk berinteraksi secara bersamaan dengan medis aplikasi imaging untuk melakukan diagnosis koperasi. Hal ini dibangun di atas alat-alat CSCW berdasarkan digabungkan longgar didistribusikan arsitektur untuk kerjasama sinkron untuk membantu pelaksanaan aplikasi koperasi. Tindakan dijalankan oleh setiap pengguna di / lokalnya aplikasi secara otomatis direplikasi di remote terminal.

• DICOM 3,0 Jasa : Sebuah aplikasi telemedicine imaging diagnosis harus memungkinkan dokter untuk mengakses gambar database didistribusikan peralatan medis dari berbagai produsen. The Digital Imaging dan Komunikasi di Pengobatan (DICOM) 3,0 standar [19] memungkinkan interoperabilitas peralatan pencitraan medis oleh menetapkan seperangkat protokol untuk pertukaran medis gambar dan format penyimpanan gambar. Layanan yang DICOM diimplementasikan di platform memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi dengan DICOM-kompatibel pencitraan medis peralatan untuk query, mengambil, dan menyimpan gambar.

• Image Scanning, Pengolahan, dan Percetakan : Layanan ini memungkinkan scanning film gambar berbasis serta dengan pengolahan dan pencetakan. Fungsi gambar pengolahan perpustakaan telah dipilih sesuai dengan kebutuhan diagnosis gambar dari kajian mendalam klinis modalitas (US, NMR, XR, CR, NM, dll,). Selain dasar ini alat pengolahan gambar, lainnya fungsi telah ditambahkan: koreksi, rekonstruksi, dan meningkatkan. Perpustakaan ini mendukung DICOM, TIFF, dan IFF format gambar.

• Multimedia Electronic Mail : elektronik multimedia mail memungkinkan pengiriman beberapa objek monomedia (teks, audio, gambar, grafik, dll) dalam transmisi folder.

• Video Conference : Layanan ini memungkinkan aplikasi untuk mendirikan real-time berkualitas tinggi (320 240 pixel pada 25 frame / s) bidirectional audio / video saluran antara dua pengguna, ETSI berikut rekomendasi mengenai sungai penundaan. Salah satu fitur utama layanan ini adalah alokasi dinamis audio / video stream prioritas dan kualitas, yang memungkinkan aplikasi lain sungai, seperti foto, untuk meningkatkan bandwidth dinamis. Selain itu, audio dan video bandwidth relatif dapat akan diubah secara dinamis dengan memberikan prioritas audio atas aliran video agar dialog alam di pertahankan.

• File Data Transmisi / Penerimaan : ini mendukung pelayanan dasar transfer file yang aman antara dua remote site. Persimpangan layanan ini secara terpisah dari file data file isinya.

• Keamanan : mempertahankan layanan keamanan pengguna / departemen / pusat database dengan entri berwenang (user / password). Layanan ini bertanggung jawab untuk password memeriksa (password dapat dikodekan, tetapi tidak diterjemahkan).

D. Metodologi Pengembangan User Interface
Antarmuka pengguna adalah salah satu komponen yang paling penting menentukan keberhasilan utama sistem interaktif sejak itu adalah unsur utama yang bertanggung jawab atas kegunaan sistem. Itu desain dan pengembangan antarmuka pengguna untuk sinkron aplikasi koperasi harus mengikuti pendekatan yang berpusat pada pengguna.

Sumber :


Sunday, November 9, 2014

[Tugas Analisis Kinerja Sistem] Pentingnya Manajemen Kontrol Keamanan pada Sistem

Pentingnya Manajemen Kontrol Keamanan pada Sistem
Informasi adalah salah suatu asset penting dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup  bisnis dan disajikan dalam berbagai format berupa : catatan, lisan, elektronik, pos, dan audio visual. Oleh karena itu, manajemen informasi penting bagi  meningkatkan kesuksusesan yang kompetitif dalam  semua sektor ekonomi.
Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai  penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam informasi bisnis  manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui teknologi informasi modern. Sebagai konsekuensinya , meningkatkan harapan dari para manajer bisnis, mitra usaha, auditor,dan stakeholders lainnya menuntut adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan dan memimise dampak peristiwa keamanan.

Mengapa harus mengamankan informasi?
Keamanan Informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi yang dimiliki. Kebanyakan orang mungkin akan bertanya, mengapa “keamanan informasi” dan bukan “keamanan teknologi informasi” atau IT Security. Kedua istilah ini sebenarnya sangat terkait, namun mengacu pada dua hal yang sama sekali berbeda. “Keamanan Teknologi Informasi” atau IT Security mengacu pada usaha-usaha mengamankan infrastruktur teknologi informasi dari  gangguan-gangguan berupa akses terlarang serta utilisasi jaringan yang tidak diizinkan
Berbeda dengan “keamanan informasi” yang fokusnya justru pada data dan informasi milik perusahaan  Pada konsep ini, usaha-usaha yang dilakukan adalah merencanakan, mengembangkan serta mengawasi semua kegiatan yang terkait dengan bagaimana data dan informasi bisnis dapat digunakan serta diutilisasi sesuai dengan fungsinya serta tidak disalahgunakan atau bahkan dibocorkan ke pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
Keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
1.      Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
2.      Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
3.      Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).

Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat berupa kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak.
Informasi yang merupakan aset harus dilindungi keamanannya. Keamanan, secara umum diartikan sebagai “quality or state of being secure-to be free from danger” [1]. Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Keamanan bisa dicapai dengan beberapa strategi yang biasa dilakukan secara simultan atau digunakan dalam kombinasi satu dengan yang lainnya. Strategi keamanan informasi memiliki fokus dan dibangun pada masing-masing ke-khusus-annya. Contoh dari tinjauan keamanan informasi adalah:
       Physical Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.
       Personal Security yang overlap dengan ‘phisycal security’ dalam melindungi orang-orang dalam organisasi.
       Operation Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan kemampuan organisasi atau perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan.
       Communications Security yang bertujuan mengamankan media komunikasi, teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat ini untuk mencapai tujuan organisasi.
       Network Security yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan data organisasi, jaringannya dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi komunikasi data organisasi.

Bagaimana mengamankannya?
Manajemen keamanan informasi memiliki tanggung jawab untuk program khusus, maka ada karakteristik khusus yang harus dimilikinya, yang dalam manajemen keamanan informasi dikenal sebagai 6P yaitu:

Planning
Planning dalam manajemen keamanan informasi meliputi proses perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi untuk mencapai tujuan. Ada tiga tahapannya yaitu:
1.      strategic planning yang dilakukan oleh tingkatan tertinggi dalam organisasi untuk periode yang lama, biasanya lima tahunan atau lebih,
2.      tactical planning memfokuskan diri pada pembuatan perencanaan dan mengintegrasi sumberdaya organisasi pada tingkat yang lebih rendah dalam periode yang lebih singkat, misalnya satu atau dua tahunan,
3.      operational planning memfokuskan diri pada kinerja harian organisasi. Sebagi tambahannya, planning dalam manajemen keamanan informasi adalah aktifitas yang dibutuhkan untuk mendukung perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi keamanan informasi supaya diterapkan dalam lingkungan teknologi informasi. Ada beberapa tipe planning dalam manajemen keamanan informasi, meliputi:
      Incident Response Planning (IRP)
IRP terdiri dari satu set proses dan prosedur detil yang mengantisipasi, mendeteksi, dan mengurangi akibat dari insiden yang tidak diinginkan yang membahayakan sumberdaya informasi dan aset organisasi, ketika insiden ini terdeteksi benar-benar terjadi dan mempengaruhi atau merusak aset informasi. Insiden merupakan ancaman yang telah terjadi dan menyerang aset informasi, dan mengancam confidentialityintegrity atau availbility sumberdaya informasi. Insident Response Planning meliputi incident detectionincident response, dan incident recovery.

      Disaster Recovery Planning (DRP)
Disaster Recovery Planning merupakan persiapan jika terjadi bencana, dan melakukan pemulihan dari bencana. Pada beberapa kasus, insiden yang dideteksi dalam IRP dapat dikategorikan sebagai bencana jika skalanya sangat besar dan IRP tidak dapat lagi menanganinya secara efektif dan efisien untuk melakukan pemulihan dari insiden itu. Insiden dapat kemudian dikategorikan sebagai bencana jika organisasi tidak mampu mengendalikan akibat dari insiden yang terjadi, dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan sangat besar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk melakukan pemulihan.

      Business Continuity Planning (BCP)
Business Continuity Planning menjamin bahwa fungsi kritis organisasi tetap bisa berjalan jika terjadi bencana. Identifikasi fungsi kritis organisasi dan sumberdaya pendukungnya merupakan tugas utama business continuity planning. Jika terjadi bencana, BCP bertugas menjamin kelangsungan fungsi kritis di tempat alternatif. Faktor penting yang diperhitungkan dalam BCP adalah biaya.

Policy
Dalam keamanan informasi, ada tiga kategori umum dari kebijakan yaitu:
       Enterprise Information Security Policy (EISP) menentukan kebijakan departemen keamanan informasi dan menciptakan kondisi keamanan informasi di setiap bagian organisasi.
       Issue Spesific Security Policy (ISSP) adalah sebuah peraturan yang menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dari segi keamanan informasi pada setiap teknologi yang digunakan, misalnya e-mail atau penggunaan internet.
       System Spesific Policy (SSP) pengendali konfigurasi penggunaan perangkat atau teknologi secara teknis atau manajerial.

Programs
Adalah operasi-operasi dalam keamanan informasi yang secara khusus diatur dalam beberapa bagian. Salah satu contohnya adalah program security education training and awareness. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai keamanan informasi dan meningkatkan pemahaman keamanan informasi pekerja sehingga dicapai peningkatan keamanan informasi organisasi.

Protection
Fungsi proteksi dilaksanakan melalui serangkaian aktifitas manajemen resiko, meliputi perkiraan resiko (risk assessment) dan pengendali, termasuk mekanisme proteksi, teknologi proteksi dan perangkat proteksi baik perangkat keras maupun perangkat keras. Setiap mekanisme merupakan aplikasi dari aspek-aspek dalam rencana keamanan informasi.

People
Manusia adalah penghubung utama dalam program keamanan informasi. Penting sekali mengenali aturan krusial yang dilakukan oleh pekerja dalam program keamanan informasi. Aspek ini meliputi personil keamanan dan keamanan personil dalam organisasi.

Standar apa yang digunakan?
ISO/IEC 27001 adalah standar information security yang diterbitkan pada October 2005 oleh International Organization for Standarization dan International Electrotechnical Commission. Standar ini menggantikan BS-77992:2002.
ISO/IEC 27001: 2005 mencakup semua jenis organisasi (seperti perusahaan swasta, lembaga pemerintahan, dan lembaga nirlaba). ISO/IEC 27001: 2005 menjelaskan syarat-syarat untuk membuat, menerapkan, melaksanakan, memonitor, menganalisa dan memelihara seta mendokumentasikan Information Security Management System dalam konteks resiko bisnis organisasi keseluruhan
ISO/IEC 27001  mendefenisikan keperluan-keperluan untuk sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). ISMS yang baik akan membantu memberikan perlindungan terhadap gangguan pada aktivitas-aktivitas bisnis dan melindungi proses bisnis yang penting agar terhindar dari resiko kerugian/bencana dan kegagalan serius pada pengamanan sistem informasi, implementasi ISMS ini akan memberikan jaminan pemulihan operasi bisnis akibat kerugian yang ditimbulkan dalam masa waktu yang tidak lama.


Saturday, November 8, 2014

[Tugas Analisis Kinerja Sistem] Cara Membuat WBS Beserta Contoh

[Tugas Analisis Kinerja Sistem] Cara membuat WBS beserta Contoh
Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu kegiatan pembagian / pemecahan suatu pekerjaan menjadi lebih kecil (sub-kegiatan) dengan tujuan membuat pekerjaan itu menjadi lebih terperinci mengenai tugas-tugas yang harus diselesaikan dan estimasi dari pekerjaan tersebut. Work Breakdown Structure (WBS) diperlukan untuk melihat sedetail mungkin pekerjaan yang akan kita kerjakan, estimasi waktu, biaya, resource, dan lebih mudah pengelolaan dan manajemen pekerjaan tersebut.
Pengembangan WBS di awal Project Life Cycle memungkinkan diperolehnya pengertian cakupan proyek dengan jelas, dan proses pengembangan WBS ini membantu semua anggota untuk lebih mengerti tentang proyek selama tahap awal. 
WBS membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, dan informasi mengenai produktifitas yang meyakinkan anggota manajemen proyek sebagai dasar untuk membuat perundingan. WBS sangat membantu dalam menyusun / mempersingkan suatu pekerjaan , dengan memulainya dari penyusunan krangka setiap sub yang akan dijelaskan antara lain : 

1.    Penggambaran program sebagai ringkasan dari bagian-bagian yang kecil . 
2.    Pembuatan perencanaan. 
3.    Pembuatan network dan perencanaan pengawasan. 
4.    Pembagian tanggung jawab. 
5.    Penggunaan WBS ini memungkinkan bagian-bagian proyek terdefinisi dengan jelas. 

Network Karena kompleksitas pekerjaan, unsur perencanaan memegang peranan yang semakin penting. Banyak kegiatan dapat dikatakan sebagai suatu proyek, yang berarti bahwa mempunyai tujuan tertentu dan usaha untuk mencapainya dibatasi oleh waktu dan sumberdaya tertentu. Perencanaan yang sistematis menimbulkan kepercayaan dalam penyelesaian proyek. Salah satu cakupan dalam perencanaan tersebut adalah masalah penjadwalan atau schedulling proyek. Dalam hal ini peran analisis network dapat membantu. Dalam analisis network dikenal dua metode, yaitu CPM dan PERT. Critical Path Method ( CPM ) Pada tahun 1956 Morgan Walker dari DuPont Company, mencari cara yang lebih baik dalam penggunaan komputer Univac milik perusahaan, kerjasamanya dengan James E. Kelly dari group perencana konstruksi internal Remington Rand dalam menggunakan komputer Univac untuk melakukan penjadwalan konstruksi menghasilkan metode yang rasional, tertib, dan mudah untuk menggambarkan proyek dalam komputer. Pertama kali metode ini disebut William – Kelly method, dan akhirnya disebut Critical Path Method (CPM). Program Evaluation and Review Technique ( PERT ) Program Evaluation and Review Technique (PERT) awalnya dikembangkan oleh Navy Special Project Office atau BIRO proyek khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, dengan bekerja sama dengan perusahaan jasa konsultsi manajemen Booz, Allen and Hamilton. Teknik PERT menekankan pada pengurangan penundaan produksi maupun rintangan berupa konflik-konflik, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan, dan mempercepat penyelesaian proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya pekerjaan yang terawasi dan teratur. Sedangkan data yang diperlukan untuk menyusun analisis network meliputi: 

1.    Jenis – jenis pekerjaan / aktifitas. 
2.    Waktu penyelesaian yang diperlukan untuk tiap – tiap pekerjaan tersebut. 
3.    Urutan pekerjaan. 
4.    Biaya tiap – tiap kegiatan baik normal maupun percepatan.

Estimasi dari suatu pekerjaan dapat dicapai dengan membuat sedetail mungkin daftar pekerjaan yang akan kita kerjakan. berikut ini sya akan mencoba membuat WBS ( work Breakdown Structure ) dari pembuatan website dengan referensi di atas . WBS dimulai dari tahap perancanaan pembuatan / pendeffinisian software hingga software selesai dan report dari pemakai software.

WBS pada PI saya (Aplikasi Perpustakaan SMAN 35 Jakarta Berbasis Website)

Thursday, November 6, 2014

PEMBANGUNAN TELEMATIKA INDONESIA

TUGAS KELOMPOK:
1. AKIB MARIE MUHAMMAD (10111522)
2. ARMANSYAH (11111197)
3. DYAN AULIA PURWANTO (12111299)
4. GIOVANI TOMY PRATAMA (18111419)
5. RICKY SAPUTRA (18111590)


Pembangunan Telematika Indonesia

Jutono G
Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI

Abstraction
Recently it is realized that the use of new computer systems and communication systems are also involving a new communication media. Furthermore, telematics  refers to the development of  convergence among technology telecommunication, media,  and  informatics that each develops separately. Telematics convergence then  is defined as an electronic system based on digital technology or the Net. The term of Media in telematics then develops into   multimedia  discourse. This new term makes the publ confusing ic get confusing, because originally  it  refers only to multimedia computer systems ability to process information in  various  media. It raises ambiguity if the term is define  as an acronym for Telecommunications, Multimedia and Informatics. Broadly speaking the term Information Technology (IT), Telematics, Multimedia, and Information and Communication Technology (ICT) may have similar  meaning, but the definition depends on the scope and the research perspective.

Key words: Telematics, telecommunication, multimedia, informatics, 

Pendahuluan 
Telematika  merupakan  gabungan  kata  telekomunikasi  dan  informatika,  yang  akan  dikembangkan  Indonesia  dalam  mengimbangi  Program  Inteligent  Island  Singapura  (semua  rumah  dihubungkan  dengan  komputer ) dan  Multi  Media  Coridor  Malaysia. Melalui  Kepres  30  Tahun  1997  bangsa  Indonesia  meletakkan  langkah  strategis  meningkatkan  kemampuan 
Telematika.  Membangun  telematika  yang  merupakan  sinergi  telekomunikasi  dan  informatika,  diarahkan  sesuai visi  bangsa  indonesia  dalam  mewujudkan  Wawasan  Nusantara  dan  dalam  menghadapi  persaingan  global  abad  21. 

Prasarana Telematika 
Prasarana  Telematika  merupakan  prasarana  informasi  yang  menjadi  wahana  akses,  pertukaran  dan  penyebaran  informasi  dalam  suatu  kesatuan,  mampu  mendukung  aneka  ragam  basis  aplikasi,  menjangkau  seluruh  lapisan  masyarakat  di  wilayah  indonesia,  memiliki  keterhubungan  dengan  prasarana  informasi  regional  dan global,  serta  dapat  dikembangkan  lebih  lanjut.
Prasarana  Telematika  Indonesia  nantinya  akan  dibangun  secara  lengkap  menggunakan  semua  jenis  teknologi  yang mengacu  pada  standar  Internasional (open  standard),  ekonomis  dan  tepat  guna.
Dalam  pengembangannya  Prasarana  Telematika  Indonesia  akan  dibangun  dengan  sistematika  tiga tingkat,  yaitu  jaringan   utama  lintas  nasional  yang menghubungkan  antar pulau  yang disebut  Adi  Marga  Kepulauan  (Archipelagic  Super  Highway),  jalan  raya  lintas utama  tingkat  kota  dan  wilayah  pusat  pertumbuhan (Multimedia  Cities),  serta  pusat  akses  masyarakat  (Community  Access  Center). Dengan sistematika tersebut  diharapkan  akan  diperoleh  suatu  unjuk  kerja  jaringan  yang  mudah  dalam  pengoperasian,  mempunyai  keamanan  dan  kehandalan  yang  tinggi,  serta  fleksibel  untuk  dikembangkan.
Saat  ini  pada  dasarnya  menghubungkan  27  Ibu  kota  propinsi  seluruh  Nusantara  dan  tersambung dengan  prasarana  informasi  regional  maupun  internasional.  Sebagai  contoh  telah  tergelar  berbagai  jenis  prasarana  transmisi  seperti  SKSO (Sistem  Komunikasi  Serat  Optik),  GMD  (Gelombang  Mikro  Digital),  jaringan  satelit,  dan  SKKL (Sistem  Komunikasi  Kabel  Laut).
Di  pulau jawa  SKSO  digunakan  sebagai  jaringan  tulang  punggung  jalur  utara  dan  selatan,  GMD  digunakan  sebagai  jaringan tulang  punggung  maupun  jaringan  ekor. Sedangkan  jaringan  satelit  dimanfaatkan  untuk  menghubungkan  berbagai  Lokasi  baik  dari  daerah  pelosok  hingga  pusat  bisnis  dengan  menggunakan  teknologi  IDR (Intermediate  Data  Rate),  TDMA(Time  Devision  Multiple  Access),  IBS  (Indosat  Business  Service),  serta  VSAT (Very  Small  Aperture  Terminal),  SKKL  J-S,  menghubungkan  jakarta  dan  Surabaya  yang  selanjutnya  terhubung  dengan  jaringan  internasional. 

Adi  Marga  Kepulauan (Archipelagic  Super  Highway) 
Adi  Marga  Kepulauan  merupakan  jaringan  prasarana  informasi  bebas  hambatan  yang menghubungkan  seluruh  Ibukota  Propinsi  di  Indonesia  dengan  berbagai  fasilitas  jaringan  tulang  punggung (backbone  network).  Sebagai  negara kepulauan  terbesar  didunia  dengan  kawasan  seluas  skala  benua  dan  dengan  jumlah  pulau  yang  demikian  banyak,  maka  konsep tulang  punggung  yang  dianggap  paling  sesuai  untuk  pengembangan  Adi  Marga  Kepulauan  ini  di  dalam  kerangka  Prasarana  Telematika  adalah  struktur  “ring  of  rings”  yang  mencakup  seluruh  kawasan  Nusantara  dengan  heterogenitas  teknologi  yang  sesuai.
Selain  itu  Prasarana  Telematika  dapat juga  menunjang  distribusi  informasi  seperti  Teledukasi,  Telemedik,  Perniagaan  Elektronis,  Perbankan  elektronis  yang  memperoleh  dukungan  dari  teknologi  multimedia  yang  sifatnya  generik.  Multimedia  dapat  berupa  produk  atau  layanan  jasa  yang  merupakan  konveregensi  antara  teknologi  telekomunikasi, teknologi  informasi  dan  media.  Produk  dan  layanan  jasa  ini  membawa  beberapa  jenis  informasi  sekaligus,  seperti  suara,  teks,  gambar,  dan  data. 

Kota  Multimedia (Multimedia  Cities) 
Pada  beberapa  daerah  yang  transaksi  informasi  besar  dikembangkan  konsep  kota  multimedia  sebagai  bagian  dari  “rings  of  rings”  Adi  Marga 
Kepulauan.  Kota multimedia  merupakan  pusat kegiatan  ekonomi  yang  memiliki  jalan  raya  informasi  secara  cepat.  Kerja- jarak-jauh  (telecommuting)  juga  merupakan  praktek  yang  memasyarakat  dikota-kota  tersebut  sebagai  cermin  masyarakat  informasi  yang  didukung  oleh  [rasarana  telematika  Indonesia. Target  Kota  Multimedia  dapt  diwujudkan  di  Jakarta,  selanjutnya  untuk  10  kota  yang  direncanakan  dapat  menjadi  Kota  Multimedia    yaitu  Bandung,  Semarang,  Surabaya,  dan  Medan,  Yogyakarta,  Denpasar,  Batam,  Balikpapan,  Ujung  Pandang,  dan  Kuala  Kencana. 

Pusat  Akses  Masyarakat (Community  Access  Center) 
Target  pada  kelompok  sasaran  ini  berupa  banyaknya  jumlah  Pusat  Akses  Masyarakat  multimedia  yang  terdapat  di  lokasi-lokasi  tertentu  di tingkat  ibukota  propinsi,  kotamadya/kabupaten  sampai  tingkat  kecamatan. Untuk  mendukung  pembangunan  dan  terselenggaranya  Pusat  Akses  Masyarakat  tersebut  akan  dilengkapi  dengan  prasarana  akses  yang  dapat  berupa  jaringan  lembaga,  jaringan  akses  radio,  atau  jaringan  akses  serat  optik  jika  dimungkinkan.

Aplikasi  Telematika 
Walaupun  penyelenggaraan  Aplikasi  Telematika,  di lingkungan  instansi  pemerintah  pusat  dan  daerah  serta  di  perusahaan  pelaku bisnis,  sudah  dilaksanakan  sepanjang  PJPI  dan  Repelita  VI  yang  sedang  berlangsung  ini,  namun  umumnya  masih  bersifat  parsial  dan  cakupan  aplikasi  secara  horizontal  atau  terbatas  dalam  kedalaman  aplikasi  secara  vertikal.  Hal  ini  disebabkan  karena  aplikasi  ini  dibangun  dengan  mengandalkan  konsep  aplikasi  yang  berdiri-sendiri (stand-alone) yang  tak  berdukungan  jaringan  lintasi  informasi.
Dengan  cakupan  keragaman  bentuk  aplikasi,  baik  berupa  sistem  informasi  yang  umum,  pusat-data  atau  pusat-informasi,  serambi-informasi  dan  jaringan  yang  tematis,  sasaran  pembangunan  aplikasi  telematika  mencakup  lima  bidang  aplikasi:
1. Terselenggaranya  aplikasi  telematika  yang  mendukung  upaya  pemberdayaan  aparatur negara  dan  birokrasi  pemerintah
2. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya  pemerkayaan  hidup masyarakat
3. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya  penciptaan  daya  saing bisnis
4. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya penyelenggaraan  pertahanan keamanan  negara
5. Terselenggaranya  aplikasi   telematika  yang  mendukung  upaya  pembangunan  informasi dasar 

Aplikasi  pemacu  Telematika
RI-NET  adalah  salah  satu  aplikasi  yang  termasuk  didalam  aplikasi telematika  untuk  memberdayakan  aparatur  negara  dan  birokrasi  pemerintah,  program  kegiatan  untuk  mencapai  setiap  sasaran  adalah  sebagai  berikut:
1. Penyelenggaraan  pertukaran  surat- elektronik  
2. Penyelenggaraan  pertukaran  informasi  multimedia
3. Penyelenggaraan  RI-Homepage  
4. Penyelenggaraan  kantor-elektronik  di  instansi  pemerintah
5. Penyelenggaraan  Sistem  Dukungan  Keputusan (SDK) dan  Sistem  Informasi  Eksekutif (SIE) 

Sistem  Informasi  Kepegawaian  Republika  Indonesia (SIMKRI)
Pembangunan  dan  pengembangan  SIMKRI  dilandasi  oleh  perencanaan  untuk  mewujudkan  3  sasaran  yaitu:
1. Pembangunan  Pusat  Informasi  Data  Kepegawaian  (PIDK)
2. Peningkatan  kinerja  Badan  Administrasi  Kepegawaian  negara(BAKN)
3. Membangun  dan  mengembangkan  mekanisme  kerja  antara  BAKN  dengan  instansi  terkait 

Jaringan  Sistem  Informasi  Pembiayaan  Pembangunan  Nasional  (APBN-Net)
Dengan  tebangunnya  APBN-Net  yang  handal,  maka  diharapkan  dapat  memberikan manfaat  dalam  hal:
1. Mengurangi  duplikasi  dan  tumpang  tindih  kegiatan
2. Mempermudah  penetapan  prioritas  serta  mempermudah  dan  mempercepat  penentuan alokasi  anggaran
3. Meningkatkan  keterpaduan  anggaran  belanja rutin  dan  pembangunan
4. Meningkatkan  keterpaduan  dan  sinkronisasi  perencanaan  anggaran  sektoral  dan  regional menjadi  perencanaan  anggaran  nasional  yang  lebih efektif 

Electronic  Data  Interchange  (EDI)
Untuk  meningkatkan kecepatan  dan  kualitas  pertukaran  dokumen  resmi  yang  terkait  dengan  perdagangan  internasional  dan  pengadaan  pemerintah,  dewasa ini  telah  berkembang  pemanfaatan  telematika  berupa  pertukaran  data (sesungguhnya  lebih  tepat  dikatakan  sebagai  pertukaran dokumen  resmi)  secara  elektronik.  Dewasa  ini  EDI  baru  diselenggarakan  secara  terbatas  untuk  fasilitas  penyelesaian  dokumen  impor  antara  importir  dan  Ditjen  Bea  Cukai,  meskipun  lingkup  pertukaran dokumen  :  ekspor,  impor,  perdagangan,  keuangan,  perhubungan  dan  perbankan. 

Electronic  Banking
Peralatan  komputer  dan  komunikasi  sebagai  alat  bantu  dalam  transaksi  dan  administrasi  dunia  bisnis  sudah  dirasakan  banyak  manfaatnya.  Untuk  mendukung  penyempurnaan  dan  peningkatan  lintas  informasi  dan  sistem  informasi  perbankan  dan  lembaga  yang  harus  memiliki  sistem  dan  jaringan  sebagai  berikut:
1. Sistem  dan  Jaringan  Pemantauan  Operasi  pelaporan  dan  Informasi  Petunjuk  Perbankan
2. Sistem  dan  Jaringan  Pembayaran  

KADIN-Net
KADIN-NET  adalah  jaringan  komunikasi  dan  informasi  milik  KADIN  yang  ditugaskan  untuk  membuat  aliansi  strategis  dengan  lembaga-lembaga  yang  mengolah  data,  informasi  serta  memiliki  jaringan  tersebar  untuk  kepentingan  KADIN. 

Serambi  Depan  Informasi
Adapun  sasaran  Program  Pengembangan  Serambi  Depan  Informasi  adalah:
1. Penempatan  Warung  Informasi  siap saji  Multi  Media
2. Penyiapan  kemasan  Informasi  Pembangunan  siap  saji
3. Penyajian  Home  Page  Informasi  Pembangunan 

Teledukas i(Pengajaran  jarak jauh)
Upaya  pemanfaatan  telematika  untuk  pendidikan  jarak  jauh  ialah  dengan  pengembangan  aplikasi  teledukasi:
1. Pendayagunaan  surat-elektronis  untuk  bimbingan  dan  bantuan  belajar
2. Penyelenggaraan  kegiatan pembelajaran  melalui  homepage  secara  terpusat
3. Pengembangan  dan  pendayagunaan  perpustakaan  elektronis  (e-library)
4. Pengembangan  dan  pendayagunaan  CD-ROM
5. Pengembangan  dan  pendayagunaan  komunikasi  multimedia  secara  interaktif 

Telemedik (Aplikasi  Telematika  untuk  Kesehatan)
Dalam  rangka  meningkatkan  jangkauan  upaya  kesehatan  kepada  masyarakat  baik  di  kota  maupun  di  pedesaan  dengan  memanfaatkan  teknologi  informasi,  Telemedik  dapat  berupa:
1. Jaringan  komputer  nasional  kesehatan
2. Homepage  internet  dan  internet  interaktif
3. Email  sistem
4. Teleconference  sistem
5. Telemedicine. 

Sistem  Informasi  Penduduk (SIMDUK)
Adapun  maksud  dan  tujuan  dikembangkan  SIMDUK  ini  adalah  untuk:
1. Memperoleh  data  penduduk  dengan  segala  aspeknya  guna  menunjang  penyelenggaraan pemerintah  dan  pembangunan
2. Membangun  sistem  informasi  manajemen  kependudukan  yang  menggunakan  data  proses elektronik(komputer)  untuk  membentuk  data  base  penduduk  sebagai  pusat  referensi  data dan  informasi  penduduk
3. Mewujudkan  tertib  administrasi  kependudukan 

Sumber  Daya  telematika Industri
1. Industri  telekomunikasi  
2. Industri  Pengolah  Data
3. Industri  Semi  konduktor
4. Industri  Komponen  dan modul
5. Industri  Peralatan  kesehatan
6. Industri  Perangkat lunak 
7. Industri  Jasa  Informasi

Sumber  Daya  Manusia
1. Sumber  Daya  Manusia  Aparatur
2. Sumber  Daya  Manusia  Masyarakat  Pendidikan
3. Sumber  Daya  Manusia  Tenaga kerja

Hukum-Perundangan
Pengaturan  tentang  Telematika  Indonesia,  antara  lain:
1. Perlindungan  atas  HAKI
2. Pencegahan  terhadap  kejahatan  dan  pelanggaran  privacy
3. Pendukung  aplikasi  Sensitif

Standarisasi
Pengembangan  program  standarisasi  unsur  Telematika  antara  lain:
1. Protokol  Telkom
2. Pembina  Informasi
3. Elemen  Data  Dasar

Kultur
1. Sadar  Informasi
2. Pemanfaatan  Telematika
3. Penguasaan  Industri  Telematika 

Kesimpulan
Telematika  Indonesia  telah  menjadi  kebutuhan  yang  tidak  dapat  ditunda  lagi  dalam  rangka  menyongsong  pengembangan  liberalisasi  perdagangan  dan  industri  pada  era  global  awal  abad  21.  Telematika  Indonesia  juga  turut  memberi  andil  dalam  mengembangkan  citra  dan  martabat  bangsa  Indonesia  dalam  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara.  Sayang  bahwa  kondisi  keuangan  negara  kita  nampaknya  akan  memperlambat  upaya  yang  telah  direncanakan.  Untuk  mewujudkan  wawasan  nusantara  dan  masyarakat  informasi  yang  mendukung  era  global  maka  unsur  prasarana  aplikasi  dan  sumber  daya  yang  saling  terkait  harus  dibangun  bersama-sama. 

Daftar Pustaka  
1.    Modul Panduan Pemberdayaan Masyarkat dalam Pemanfaatan ICT dan Aplikasi Telematika.
2.    Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informasi. 2006. 
3. Tim Koordinasi Telematika Indonesia, Gambaran Umum Pembangunan Telematika Indonesia,Jakarta, 1998  

Analisa dan Review
Melalui Kepres 30 tahun 1977 bangsa indonesia meletakan langkah strategis meningkatkan kemampuan telematika. hal tersebut sesuai visi bangsa yaitu dalam mewujudkan wawasan nusantara dan dalam menghadapi persaingan global di abad 21.
Dengan dibangunya telematika maka dapat dipastikan indonesia dapat mengimbangi program inteligent island singapura dimana semua rumah dapat dihubungkan melalui komputer dan juga dari malaysia yaitu multi coridor malaysia.
Prasarana telematika akan dibangun  dengan sistematika 3 tingkat:
  1. Jaringan utama lintas nasional yang menghubungkan antar pulau yang disebut dengan Adi Marga Kepulauan ( Archipelago Super Highway).
  2.  Jalan raya lintas utama tingkat kota dan wilayah pusat pertumbuhan ( multimedia cities).
  3. Pusat akese masyarakat ( community access center).
Sebagai contohnya telah ada berbagai jenis prasarana:
  • SKSO ( sistem komunikasi serat optik) contoh : di pulau jawa sebagai jaringan tulang punggung jalur utara dan selatan.
  • GMD ( gelombang mikro digital) contoh : sebagai jaringan tulang punggung/ jaringan ekor.
  • Jaringan Satelit contoh : digunakan untuk menghubungkan berbagai lokasi di daerah plosok hingga pusat bisnis menggunakan teknologi IDR( intermediate data rate). TDMA ( Time devision multiple access), IBS ( indosat business service), Vsat ( very small aperture Terminal).
  • SKKL( sistem komunikasi kabel laut) contohnya : menghubungkan antara jakarta dengan surabaya kemudian menuju hubungan internasional.

KESIMPULAN:
Seiring dengan perkembangan zaman terutama teknologi, sudah selayaknya pembengembangan telematika di indonesia lebih dipercepat guna menyongsong dalam hal kemajuan di bidang perdagangan dimana kegiatan transaksi dan pertukaran informasi menjadi lebih cepat.
Namun hal demikian masih sangat sulit direalisasikan disebabkan masih terkendalanya anggaran dalam membangun fasilitas di berbagai pelosok daerah sehingga masih menggunakan sistem yang lama, membuat segala kegiatan terasa lebih lambat dan memakan banyak waktu yang dalam hal ini pertukaran informasi. disamping itu pemerataan yang belum menjangkau daerah-daerah terpencil, hanya berpusat di sekitar daerah kota saja membuat pengimplentasian prasaran aplikasi kian mustahil. untuk itu butuh kesadaran pada pihal yang saling terkait untuk membangun serta mendukung terwujudnya wawasan nusantara dan masyarat informasi di era global kini.
Pertumbuhan fenomenal dalam 2 bidang Telecom (mobile) dan Datacom (Internet) mengarah ke konvergensi dari 2 area ini:
·         Internet-like services ingin diimplementasikan pada mobile service – Higher speed mobile network (2.5G, 3G) diperlukan.
·         Internet Protocol (IP) mempunyai peran strategis dalam pengembangan dan implementasi jaringan telekomunikasi (All IP-based core network).
Dan sistem ke depannya harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·         All IP based core network.
·         Multi-access interoperability.
·    Menawarkan macam – macam teknologi akses ke terminal user dalam suatu arsitektur seamless network.
·         Multi-mode terminal.
·     Teknologi akses berbeda terintegrasi dalam suatu platform common yang fleksibel dan expandeble (software radio).
·         Horizontal (intra-system) dan vertical (inter-system) handover.