5.1. Keindahan
Pengertian keindahan:
Kata keindahan berasal dari kata
indah, aartinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan
dapat dikatakan sebagai bagian hidup manusia yang tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia.
Membedakan antara keindahan sebagai
suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah banda tertantu yang indah:
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan
sesuatu yang berwujud atau suatu karya, yang baru dapat dinikmati jika
dihubungkan dengan suatu bentuk dan dengan bentuk itu keindahan dapat
berkomunikasi. Perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah
beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah).
Keindahan yang seluas-luasnya:
1. Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani
dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, meliputi:
* Keindahan seni
* Keindahan alam
* Keindahan moral
* Keindahan intelektual
2. Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut
pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
3.Keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga
hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dari benuk dan warna.
Nilai estetik:
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie
menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai
sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya.
Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang
harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia
dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa
pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Membedakan nilai ekstrinsik dan
nilai instrinsik:
Nilai ekstrinsik adalah sifat
baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory)
yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
Nilai instrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai sesuatu tujuan, atau demi
kepentingan benda itu sendiri.
Contohnya:
Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris,
sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
instrinsik. Tarian damarwulan Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang
pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan
merupakan nilai instrinsik.
Pengertian tentang kontemplasi dan
ekstansi:
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di
luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
5.2. Renungan
Teori-teori dalam renungan:
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam
memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah
hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara
lain:
1. Teori Pengungkapan
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is
an expresition of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang
seniman ketika menciptakan karya seni.
Dengan demikian pengungkapan itu
berwujud pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan
kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa
perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
2. Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah
satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karyakaryanya
untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni.
Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation
teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide
pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah
terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita
ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan)
dari ralita duniawi.
3. Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu
merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu.
5.3. Keserasian
Teori-teori keserasian:
Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2
teori keserasian:
Teori subjektif: Ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.
Teori objektif: Ciri-ciri yang
mencipta nilai estetik adalah sifat yang memang telah melekat pada bentuk indah
yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
(Sumber: Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar
Oleh: Widyo Nugroho, Achmad Muchji Penerbit
Gunadarma,http://rahman7syamsuddin.blogspot.com/2010/09/1-prinsip-dasar-ilmu-budaya-dasar.html)
REVIEW:
Menurut
pendapat saya mengenai hubungan antara manusia dan keindahan yaitu pada
dasarnya keindahan yang dapat dirasakan setiap manusia berbeda-beda tergantung
dari pandangan manusia tersebut akan suatu hal yang dapat membuatnya merasa
tentram dan nyaman. Hal yang membuat pandangan dari masing-masing manusia
berbeda-beda yakni kadar pengetahuan manusia itu sendiri akan nilai estetika. Karena
perbedaan inilah penilaian seseorang akan suatu karya seni ataupun pemandangan
dapat berbeda-beda.
Semakin
tinggi nilai estetik yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin tinggi pula
standar orang tersebut mengenai kata indah dan keindahan dari suatu pemandangan
maupun karya seni yang dilihatnya. Wujud nyata yang memperlihatkan perbedaan
ini ialah ketika seseorang dengan pengetahuan estetik yang rendah bertemu
dengan orang yang memiliki pandangan estetika yang tinggi dan keduanya diminta
untuk menilai suatu karya seni maka orang dengan kadar pengetahuan estetik yang
rendah akan dengan cepat memutuskan bahwa karya tersebut sangat indah, tetapi
seseorang dengan kadar pengetahuan estetik yang tinggi belum tentu mengatakan
hal itu indah, karena seseorang yang demikian relatif memiliki standar akan
suatu keindahan yang tinggi.
No comments:
Post a Comment
Don't forget to give your's comennt :)
Thanks for a lot