BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Organisasi
menggunakan berbagai imbalan untuk menarik dan mempertahankan orang-orang dan
memotivasi mereka agar mencapai tujuan pribadi mereka dan orgaanisasi. Manajer
dapat membantu menciptakan iklim yang menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak
tantangannya dan memuaskan. Dalam bab ini kita akan membahas cara manajer
mendistribusikan imbalan dan reaksi karyawan terhadap imbalan yang diterima.
Imbalan
atau kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa
orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi yang
lainnya. Perusahaan harus cukup kompetitif dengan beberapa jenis kompensasi
untuk mempekerjakan, mempertahankan, dan memberi imbalan terhadap kinerja
setiap individu di dalam organisasi. Sistem kompensasi dalam organisasi harus
dihubungkan dengan dengan tujuan dan strategi organisasi serta keseimbangan
antara keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan dari karyawan. Program
kompensasi dalam organisasi harus memiliki empat tujuan, antara lain:
(1)
terpenuhinya sisi legal, dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai;
(2)
efektifitas biaya untuk organisasi;
(3)
keseimbangan indivdual, internal, eksternal untuk seluruh karyawan;
(4)
peningkatan keberhasilan kinerja organisasi.
Hukuman adalah suatu konsekuensi yang tidak
menyenangkan terhadap suatu respons perilaku tertentu dengan tujuan untuk
memperlemah perilaku tersebut dan mengurangi frekuensi perilaku yang
berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IMBALAN
Berdasarkan
pendapat para ahli masalah Sumber Daya Manusia, telah dikemukakan pengertian
tentang imbalan/kompensasi, sebagai berikut:
Menurut
Ivancevich (1998) Compensation is the Human Resources Management
function that deals with every type of reward individuals receive in exchange
for performing organization tasks.Kompensasi adalah fungsi manajemen
sumber daya manusia yang berkaitan dengan semua bentukpenghargaan yang
dijanjikan akan diterima karyawan sebagai imbalan dari pelaksanaan
tugas dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.
Sastrohardiwiryo
(2002:181) menyatakan bahwa Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja
tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Panggabean
(2002:75) menyatakan bahwa kompensasi adalah setiap bentuk penghargaan yang
diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas konstribusi yang mereka
berikan kepada orang.
Hariandja (2002:224)
menyatakan bahwa kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh
pegawai sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan diorganisasi dalam bentuk uang
atau lainnya, yaitu dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif dan tunjangan
lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari kerja, uang makan, uang
cuti dan lain-lain.
Ruky (2001:9)
menyatakan bahwa imbalan mempunyai cakupan yang lebih luas daripada upah atau
gaji. Imbalan mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
pekerja, baik secara langsung, rutin atau tidak langsung (pada suatu hari
nanti).
Menurut
Nawawi (1996:315): Kompensasi bagi organisasi atau perusahaan berarti
penghargaan/ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan konstribusi dalam
mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja.
Mondy dan Noe (1993: 320) kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompensasi finansial dan
kompensasi non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari
kompensasi finansial langsung (direct financial compensation) dan
kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation).
Kompensasi finansial langsung terdiri
dari gaji, upah, bonus dan komisi. Sedangkan kompensasi finansial tidak
langsung disebut juga dengan tunjangan, yakni meliputi semua imbalan finansial
yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. Sedangkan kompensasi non
finansial(nonfinancial compensation) terdiri dari kepuasan yang diterima
baik dari pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung jawab, peluang akan
pengakuan, peluang adanya promosi, atau dari lingkungan psikologis dan atau
fisik dimana orang tersebut berada, seperti rekan kerja yang menyenangkan,
kebijakan-kebijakan yang sehat, adanya kafetaria , sharing pekerjaan,
minggu kerja yang dipadatkan dan adanya waktu luang. Dengan demikian kompensasi
tidak hanya berkaitan dengan imbalan-imbalan moneter (ekstrinsik) saja,
akan tetapi juga pada tujuan dan imbalan intrinsik organisasi seperti
pengakuan, maupun kesempatan promosi.
Sedangkan Michael dan Harold (1993 :
443) membagi kompensasi dalam tiga bentuk, yaitu material, sosial dan aktivitas .
Bentuk kompensasi material tidak hanya berbentuk uang, seperti gaji,
bonus, dan komisi, melainkan segala bentuk penguat fisik (phisical
reinforcer), misalnya fasilitas parkir, telepon dan ruang kantor yang nyaman,
serta berbagai macam bentuk tunjangan misalnya pensiun, asuransi kesehatan.
Sedangkan kompensasi sosial berhubungan erat dengan kebutuhan
berinteraksi dengan orang lain. Bentuk kompensasi ini misalnya status,
pengakuan sebagai ahli di bidangnya, penghargaan atas prestasi, promosi,
kepastian masa jabatan, rekreasi, pembentukan kelompok-kelompok pengambilan keputusan,
dan kelompok khusus yang dibentuk untuk memecahkan permasalahan perusahaan.
Sedangkan kompensasi aktivitas merupakan
kompensasi yang mampu mengkompensasikan aspek-aspek pekerjaan yang tidak
disukainya dengan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas tertentu.
Bentuk kompensasi aktivitas dapat berupa“kekuasaan” yang dimiliki seorang
karyawan untuk melakukan aktivitas di luar pekerjaan rutinnya sehingga tidak
timbul kebosanan kerja, pendelegasian wewenang, tanggung jawab (otonomi),
partisipasi dalam pengambilan keputusan, serta training pengembangan
kepribadian.
Ketiga bentuk kompensasi tersebut akan
dapat memotivasi karyawan baik dalam pengawasan, prestasi kerja maupun komitmen
terhadap perusahaan. Dalam pemberian kompensasi tersebut, tingkat atau besarnya
kompensasi harus benar-benar diperhatikan karena tingkat kompensasi akan
menentukan gaya hidup, harga diri, dan nilai perusahaan. Kompensasi mempunyai
pengaruh yang besar dalam penarikan karyawan, motivasi, produktivitas, dan
tingkat perputaran karyawan. (Benardin dan Russel, 1993 : 373).
Sistem
pemberian imbalan (kompensasi) adalah merupakan hal yang penting dalam
perusahaan. Beberapa alasan mendasari pendapat ini antara lain karena:
Seringkali imbalan adalah merupakan biaya dengan proporsi terbesar yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan. Bisa merupakan daya tarik untuk mendapatkan
karyawan yang baik (bermutu). Bisa menjadi perangsang bagi karyawan untuk meningkatkan
prestasi kerjanya, bisa menghindari munculnya ketidakpuasan kerja, atau dengan
kata lain bisa meningkatkan motivasi kerja serta loyalitas karyawan terhadap
perusahaan.
Berdasarkan
pengertian – pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa imbalan/kompensasi
atau remunation bukanlah hanya imbalan yang berbentuk uang
saja tetapi juga dalam bentuk – bentuk lainnya.
2.2 TUJUAN PEMBERIAN IMBALAN
Menurut
Milkovich dan Newman (1996) Pay sistems are designed efficiency
(performance driven, total quality, customer focus, cost control), equity and
compliance (Sistem imbalan didesain dan dikelola untuk memastikan tercapainya
tujuan. Tujuan yang paling utama dalam pemberian imbalan adalahefisiensi,
keadilan dan pemenuhan). Pengembangan tujuan pembayaran imbalan sangat
tergantung pada masing-masing perusahaan dan jenis usaha.
Menurut
Carell, et.all (1995) Pemberian imbalan/kompensasi bertujuan untuk menarik
karyawan dari luar perusahaan, mempertahankan karyawan yang memiliki kualitas
yang baik, memotivasi karyawan, serta sebagai upaya untuk memenuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan
Menurut Handoko (2000), tujuan pemberian imbalan atau kompensasi adalah untuk:
1.
Memperoleh personalia yang qualified
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para
pelamar, karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja,
tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga
kerja. Kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik
para pelamar cakap yang sudah bekerja diberbagai perusahaan lain.
2.
Mempertahankan para karyawan yang ada
Bila tingkat kompensasi tidak kompentitip, niscaya banyak
karyawan yang baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan
harus dijaga agar tetap kompetitip dengan perusahaan-perusahaan lain.
3.
Menjamin keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk
memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsisten internal dan eksternal
sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
4.
Menghargai perilaku yang diinginkan
Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang
diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab
baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang
efektif.
5.
Mengendalikan biaya-biaya
Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi
untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat biaya
yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematika organisasi
dapat membayar kurang (underpay) atau lebih (overpay) kepada para
karyawannya.
6.
Memenuhi peraturan-peraturan legal
Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya,
administrasi kompensasi menghadapi batasan-batasan legal. Program Kompensasi
yang baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan
pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.
Selanjutnya
Hasibuan (1994), merinci tujuan pemberian imbalan atau kompensasi adalah
sebagai berikut:
1.
Sebagai ikatan kerja sama
Dengan pemberian imbalan atau kompensasi maka akan tercipta
suatu ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawan, disatu pihak
karyawan mempunyai kewajiban untuk mengerjakan dengan baik semua tugas yang
dibebankan perusahaan kepadanya, dipihak lain perusahaan mempunyai kewajiban
membayar imbalan atau kompensasi sesuai dengan tugas yang dibebankan.
2.
Memberikan kepuasan kerja
Dengan pemberian imbalan atau kompensasi diharapkan karyawan
dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial serta kebutuhan lainnya,
sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja.
3.
Rekruitmen yang efektif
Apabila kebijaksanaan imbalan atau kompensasi yang akan
diterapkan dipandang cukup besar, tentunya pengadaan karyawan yang qualified
akan lebih muda.
4.
Alat untuk memotivasi
Imbalan atau kompensasi akan sangat mempengaruhi motivasi
seseorang dalam bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi
kebutuhannya, individu membutuhkan uang yang diperolehnya sebagai imbalan dari
tempat ia bekerja, dan hal ini juga akan mempengaruhi semangatnya dalam
bekerja.
5.
Stabilitas karyawan
Imbalan yang cukup juga berpengaruh terhadap stabilitas
karyawan. Keluar masuknya karyawan dapat ditekan bahkan bisa dikatakan tidak
ada apabila imbalan yang diberikan dirasa cukup adil sehingga karyawan merasa
nyaman dalam bekerja.
6.
Disiplin
Disiplin merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan, karena akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
7.
Pemerintah
Kebijakan imbalan yang ditetapkan perusahaan harus
berpedoman kepada peraturan perundang-undangan mengenai tarif upah yang telah
ditetapkan pemerintah, maupun kebijakan-kebijakan lainnya yang disesuaikan
dengan keadaan perekonomian saat itu.
2.3 PENGERTIAN HUKUMAN
Beberapa
definisi hukuman telah dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya:
1.
Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada seseorang secara sadar dan
sengaja sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan adanya nestapa itu seseorang
akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak
mengulanginya. (Amin Danien Indrakusuma, 1973:14).
2. Menghukum adalah memberikan atau
mengadakan nestapa/penderitaan dengan sengaja kepada seseorang dengan maksud
supaya penderitaan itu betul-betul dirasainya untuk menuju kearah perbaikan.
(Suwarno, 1981:115).
Jadi, Hukuman adalah suatu konsekuensi yang tidak
menyenangkan terhadap suatu respons perilaku tertentu dengan tujuan untuk
memperlemah perilaku tersebut dan mengurangi frekuensi perilaku yang
berikutnya.
2.4 TUJUAN PEMBERIAN HUKUMAN
Sanksi
hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai. Dengan sanksi
hukum yang semakin berat, maka pegawai akan semakin takut untuk melanggar
peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indispliner pegawai juga
akan semakin berkurang. Sanksi hukum harus diterapkan berdasarkan pertimbangan
logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada seluruh pegawai.
Sanksi hukum harus bersifat mendidik pegawai untuk mengubah perilakunya yang
bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang sudah disepakati bersama. Yang
perlu diperhatian dalam memberikan hukuman:
• Penentuan waktu, waktu penerapan
hukuman merupakan hal yang penting.
• Intensitas. Hukuman mencapai
keefektifan yang lebih besar jika stimulus yang tidak disukai relatif kuat.
• Penjadwalan, Dampak hukuman
tergantung pada jadwal. Pengertian konsistensi atau kemantapan penerapan setiap
jenis jadwal jenis hukuman adalah penting.
• Kejelasan alasan, kesadaran atau
pengertian memainkan peranan penting dalam hukuman. Dengan menyediakan alasan
yang jelas mengapa hukuman dikenakan dan pemberitahuan tentang konsekuensi
mendatang, jika tanggapan yang tidak diharapkan terulang kembali.
•
Tidak
bersifat pribadi. Hukuman yang ditujukan pada suatu tanggapan khusus tidak
kepada orang atau pola umum perilaku.
2.5 PENGARUH DALAM KINERJA
ORGANISASI
Hasil
penelitian ini membuktikan menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan
antara kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi. Artinya semakin tinggi
nilai kepuasan seorang karyawan maka semakin tinggi pula komitmen karyawan
tersebut. Suatu organisasi di mana para pekerjanya dipandang dan diperlakukan
sebagai seorang anggota keluarga besar organisasi, akan merupakan dorongan yang
sangat kuat untuk meningkatkan komitmen organisasi. Pada gilirannya komitmen
organisasi yang tinggi akan berakibat pada berbagai sikap dan perilaku positif,
seperti misalnya menghindari tindakan, perilaku dan sikap yang merugikan nama
baik organisasi, kesetiaan kepada pimpinan, kepada rekan setingkat dan kepada
bawahan, produktivitas yang tinggi, kesediaan menyelesaikan konflik melalui
musyawarah dan sebagainya.
Penelitian
yang menggunakan variabel kepuasan kerja pernah diteliti oleh Anita Rahmawati
mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi menunjukkan
hasil yang sangat signifikan dan mengemukakan bahwa munculnya kepuasan kerja
pada karyawan di dukung oleh adanya imbalan yang diterima secara layak.
Untuk
menumbuhkan komitmen organisasi ada 3 aspek utama yang harus dimiliki yaitu:
identifikasi, keterlibatan dan loyalitas pegawai terhadap organisasi.
Identifikasi yaitu membentuk kepercayaan pegawai dalam terhadap organisasi. Hal
ini dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup
beberapa tujuan pribadi para pegawai ataupun dengan kata lain organisasi
memasukkan pula kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya.
Keterlibatan atau partisipasi pegawai dalam
aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan
pegawai menyebabkan mereka akan mau dan senang bekerja sama baik dengan
pimpinan maupun sesama teman kerja. Loyalitas pegawai terhadap organisasi
memiliki makna kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan
organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan
apapun.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Davis,
Keith dan John W. Newstrom. 2003. Perilaku dalam Organisasi: Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Donnelly.
Gibson and Ivancevich.1990. Organisasi (Perilaku, Struktur, Proses)
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kinicky,
Angelo dan Robert Kreitner. 2005. Perilaku Organisasi: buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Suwarno.
(1992). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakrta: PT. Rineka Cipta.
Indrakusuma,
A.D. (1973). Pengantar Ilmu Pengetahuan. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Malang.
Sumber
Internet:
http://www.geocities.ws/guruvalah/imbalan2a.pdf Minggu, 19 Mei 2013, 14:38wib (Diakses pada tanggal 3 Juni 2013,
jam 00.10)
http://tryisnumberone.blogspot.com/2013/05/imbalan-dan-hukuman-dalam-organisasi.html (Diakses pada tanggal 3 Juni 2013,
jam 00.15)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26385/4/Chapter%20II.pdf (Diakses pada tanggal 3 Juni 2013,
jam 00.15)
http://dewirahmawati001.blogspot.com/2013/05/imbalan-dan-hukuman-dalam-organisasi.html
(Diakses
pada tanggal 3 Juni 2013, jam 00.20)
http://syahrulharahab.blogspot.com/2012/12/imbalan-dan-hukuman.html (Diakses pada tanggal 3 Juni 2013, jam 00.25)
No comments:
Post a Comment
Don't forget to give your's comennt :)
Thanks for a lot