Pages

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Tuesday, July 7, 2015

PPSI – Pretest dan Postest Rencana Test Penerimaan



Pretest: Rencana Test Penerimaan
Soal
Menurut anda seberapa penting dilakukan tes penerimaan terhadap sistem yang dibuat? Jelaskan jawaban anda
Jawaban
Tujuan dari test penerimaan adalah mendapatkan pernyataan tertulis dari user bahwa produk (dalam hal sistem) yang dikirim sesuai dengan yang dijanjikan. Mendapatkan persetujuan ini dan pembayaran jika itu adalah proyek yan dikontrak mungkin akan sulit, kecuali user yakin bahwa sistem bekerja dengan baik sesuai dengan yang dijanjikan. Proses tes ini melibatkan kedua belah pihak, antara user dan pengemban system. Jika system yang dibuat dianggap telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan user, maka system tersebut telah siap untuk digunakan secara umum.

Pendekatan yang lebih baik adalah menemukan serangkaian tes yang mendemonstrasikan semua fungsi yang dijanjikan. Penerimaan akan dilakukan secara resmi melalui seluruh tes ini kepada pelanggan. Keberhasilan tes diakhiri satu per satu. Maka dari itu tes penerimaan terhadap sistem yang dibuat sangan penting.  Karena manfaat dari serangkaian tes adalah dapat mendemostrasikan semua fungsi system yang telah dijanjikan. Selain itu dengan dilakukannya tes penerimaan terhadap sistem yang dibuat dapat mengetahui tindakan apa yang menyebabkan masalah, mengetahui dengan tepat diapa yang mengetik ketika maslaah terjadi. Maka dari itu user tidak merasa takut tentang segalanya.

Postest: Rencana Test Penerimaan
Soal
Apa saja yang perlu dicek pada kegiatan ‘Rencana Penerimaan’? Sebut dan jelaskan!
Jawaban
Yang perlu dicek pada kegiatan Rencana Penerimaan yaitu:
1.       Melakukan tes percobaan.
Sistem yang baru dicoba beberapa hari adapun jika terjadi kesalahn si pembuat akan memperbaikinya, tidak ada jaminan bahwa kelebihan sistem baru dipakai oleh user, pada hari pertama yang paling berperan adalah tampilan.

2.       Tes satu per Satu
Melakukan tes pada sistem secara sat per satu dan jika ada yang error maka pembuat akan memperbaiki lagsung atau jika parah maka tes dapat ditunda. Rangkaian pengujian inilah yang disebut dengan rencana tes penerimaan (Acceotance Tes Plan/ATP). ATP pembuat dalam memperlihatkan keunggulan fungsi-fungsi dari sistem yang baru, user pun tidak akut jika terjadi kesalahan karena segera diperbaik dan pembuat dapat mengetahui letak error secara langsung namun ekurangannya adalah pembuat akan banyak menulis untuk laporan ATP. Dengan adanya tulisan ATP yang dibuat user itu sendiri maka persentase penerimaan sistem baru besar adanya.

3.       Memastikan sistem sesuai dengan perjanjian
Tes ini sangat penting karena dengan melakukan tes tersebut user tidak merasa ditipu dan jika belum maka sistem dapat dikembalikan atau dapat dibatalkan.

4.       Menggunakan design
Dengan menggunakan design maka tes dapat dikelompokan sehingga dapat mempermudah pengetesan itu sendiri. Selain dengan design cara lain pengelompokan adalah dengan fungsi.

5.       Menulis percobaan.
Pada metode satu ini pembuat harus sudah siap dengan membuat sebuah list apa saja yang akan diujikan nanti kepada user.

6.        Daftar rencana tes
a)   Hasilkan fungsi vs, tabel percobaan dan semua FS yang dijanjikan telah dialamatkan.
b)   Definisikan percobaan dan kumpulkan percobaan
c)   Tetapkan tanggsung jawab untuk menulis percobaan
d)  Klien dan tim proyek mengetahui bahwa ATP akan disetujui kembali, direvisi jika perlu, dan ditandatangani oleh user. Klien mengetahui bahwa keberhasilan [enyelesian dari percobaan akan mempengaruhi penerimaan sistem.
e)  Tanggung jawab untuk percobaan data telah ditetapkan. Data untuk percobaan seharusnya disediakan oleh tim proyek dan juga user.

7.       Kesimpulan untuk rencana tes penerimaan
Sebaiknya pembuat sistem baru menganjurkan user untuk membuat ATP sehingga user dapat merasa mengawasi dan sebagai pembuat harus dapat membangun sistem dari percobaan.

8.       Kesimpulan untuk tahap design.
Pada akhri tahap design kita menempuh beberapa kejadian penting seperti dokumen spesifikasi design tingkat menengah, tanggung jawab ATP disahkan dan dimulai rencana proyek, khusunya perkiraan perlu ditinjau kembali.

PPSI – Pretest dan Postest Susunan Staf



Pretest: Susunan Staf
Soal: Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat memilih anggota tim proyek? Jelaskan.
Jawaban:
Yang perlu diperhatikan pada saat memilih anggota tim proyek:
1.   Analisis Pekerjaan, Analisis pekerjaan merupakan suatu proses untuk menentukan isi suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dijelaskan kepada orang lain.
2.     Rekrutmen, Seleksi dan Orientasi, Tenaga kerja yang diperlukan proyek dapat diperoleh dari salah satu atau beberapa sumber, yaitu:
a)      Induk atau anak perusahaan (apabila proyek dimiliki oleh kelompok perusahaan),
b)      Daerah sekitar lokasi dan tempat proyek,
c)      Sumber tenaga kerja nasional
d)     Sumber tenaga kerja internasional-individual expert, subcontracting, technical assistances, management assistances.
3.  Produktivitas, Produktivitas mengandug arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai(output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
4.       Pelatihan dan Pengembangan, Program latihan dan pengembangan bertujuan untuk menutupi gap antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan.
5.     Prestasi Kerja, Hasil penilaian prestasi kerja karyawan dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.
6.        Kompensasi, Cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
7.        Perencanaan Karier
Konsep dasar perencanaan karier:
a)  Karier sebagai suatu urutan promosi atau transfer ke jabatan-jabatan yang lebih besar tanggung jawabnya atau ke lokasi-lokasi yang lebih baik selama kehidupan kerja seseorang.
b)   Karier sebagai petunjuk pekerjaan yang membentuk suatu pola kemajuan yang sistematik dan jelas (membentuk satu jalur karier).
c)  Karier sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja.

Kriteria umum yang digunakan untuk memilih anggota tim proyek adalah sebagai berikut:
1.        Memiliki komitmen pada tujuan proyek dan mampu menyelesaikan-nya.
2.        Kemampuan untuk berkomunikasi dan membagi tanggung jawab.
3.        Fleksibilitas, dapat berpindah dari satu kegiatan pekerjaan ke kegiatan pekerjaan lainnya, sesuai dari skedul dan kebetuhan proyek.
4.        Kemampuan teknis.
5.        Kemauan untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya.
6.        Konsentrasi pada pekerjaan.
7.    Kemampuan untuk mengerti dan bekerja berdasarkan jadwal dan pengadaan sumber daya.   Misalnya, mau kerja lembur jika dibutuhkan
8.     Kemampuan untuk saling mempercayai, bukan seperti seorang pahlawan yang  mampu bekerja sendiri.
9.        Seorang wiraswasta, tetapi terbuka pada usulan dan gagasan.
10.    Kemampuan bekerja pada lebih dari satu atasan.
11.    Kemampuan bekerja tanpa dan di luar struktur formal.
12.    Memiliki pengetahuan dan pengalaman dengan peralatan manajemen proyek.

Postest: Susunan Staf
Soal: Jelaskan tugas masing-masing anggota tim proyek?
Jawaban:
1.      Manajer Proyek (Project Manager). PM adalah posisi pertama yang harus diisi. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih sekilas di mata orang, karena PM yang pertaman menentukan apakah sebuah proyek dapat dikerjakan atau tidak. Manajer tingkat atas menugaskan PM. Mereka mencari seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Keahlian keahlian lain yang mereka cari adalah pengetahuan tentang manajemen proyek, kemampuan mengorganisasi, dan keahlian teknik. Kadang-kadang pekerjaan PM membutuhkan aksi yang tidak umum seperti berkata “Tidak” untuk perubahan permintaan yang menyimpang, mengumumkan kesalahan, atau mendisiplinkan orangorang. PM harus mengetahui orang-orang yang terlibat sama seperti dalam politik, prosedur-prosedur pemakaian, dan proyek perusahaan.

2.   Pimpinan Proyek (Project Leader). Pimpinan Proyek adalah posisi kedua yang harus diisi. Sangatlah baik jika PM memilih orang ini. Pertama, PM harus bernegosiasi dengan Manajer Fungsional untuk tugas-tugas PL, kemudian yakinkan PL untuk bergabung dalam tim. PL terdaftar pada proposal karena banyak detail proposal dikerjakan oleh PL. Pekerjaan ini sangat bersifat teknis, karenanya pilihlah ahli yang terbaik. Jangan mencari orang yang tidak mempunyai pendirian. Lebih baik mencari orang yang dapat mengingat pembuatan detail keseluruhan proyek tersebut. PL juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. PL akan memimpin keseluruhan wawancara dengan user dan menjadi pengawas harian bagi programmer.

3.   Programmer. PM dan PL akan mulai berpikir tantang siapa yang dapat membentuk tim pemrograman dan bertanya pada Manajemen Fungsional (jika diperlukan) tentang kemampuan orang-orang ini (Programmer). Kemudian, ketika kontrak ditandatangani, mulailah mengumpulkan tim programmer Anda. Pertama pilihlah Programmer dengan kemampuan pemrogramannya. Sebagai tambahan carilah keterangan tentang pengalaman mereka, tetapi bukan seseorang yang sudah melakukan hal yang sama selama 5 kali berturut-turut – orang ini akan bosan. Jika kandidat tersebut tidak memiliki pengalaman yang sesuai, hal lain yang dapat dipertimbangkan adalah latar belakang tentang sistem operasi, atau hal lainnya.
a)     Programmer Ahli (The Guru Programmer)
Programmer Ahli atau “Hacker” bekerja secara misterius, pada jam-jam yang aneh; suka menentang dan tidak mau diatur, hanya ingin mengerjakan tugas sesuai dengan keinginanya. Tetapi ahli dalam bidangnya, dapat membuat program tugas-tugas yang rumit 10 kali lebih cepat dari orang lain.

b)     Programmer Pemula (The Junior Programmer)
Programmer pemula biasanya memiliki bakat dan mempunyai keinginan untuk membuktikan diri mereka. Ada dua keahlian, bagaimanapun itu tidak selalu diajarkan di sekolah : komunikasi tim dan komunikasi manajemen.