KANG MAS DYAN'S BLOG: MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

Blogroll

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN


FUNGSI EKSTERNAL KOTA
Sebelum menuju fungsi eksternal kota, saya akan memyampaikan dari fungsi intenal kota itu sendiri, yaitu pada hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi "Penduduk, kegiatan usaha dan wadah", ruang fisiknya. Ketiga nya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitaas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada panyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
Dipihak lain, kota memiliki fungsi eksternal yaitu seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.  Dengan pengertian ini, diharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lainnya.
(Sumber: Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh : Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDI KASUS
JAKARTA DAN KEMACETANNYA
Lalu lintas merupakan masalah penting di Jakarta karena lalu lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan maka mobilitas penduduk juga akan mengalami gangguan. Dampak dari gangguan ini misalnya: pemborosan bahan bakar, waktu dan polusi udara.
Membicarakan masalah lalu lintas terutama di Jakarta merupakan hal yang sangat penting, karena masalah ini adalah masalah bersama yang harus dipecahkan secara bersama apabila masalah lalu lintas tidak terpecahkan maka penduduk Jakarta sendiri yang akan menanggung kerugiannya dan apabila terpecahkan dengan baik penduduk Jakarta juga yang akan mengambil manfaatnya. Saat ini lalu lintas jakarta yang macet merupakan masalah sehari-hari warga Jakarta. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jalan dan pertambahan jumlah kendaraan bermotor tidak seimbang sehingga membuat lalu lintasJakarta macet.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, pertambahan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 11 persen per tahun, sedangkan pertambahan jalan tak sampai satu persen per tahun. Berdasarkan data di Ditlantas Polda Metro Jaya (Oktober 2003), jumlah kendaraan di DKI Jakarta tercatat 6.506.244 buah, yang terdiri dari 449.169 truk pengangkut barang, 315.559 buah bus, 3.276.890 buah sepeda motor, dan sisanya mobil penumpang. Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, pertambahan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 11 persen per tahun, sedangkan pertambahan jalan tak sampai satu persen per tahun.
Jika kendaraan roda empat saja panjangnya rata-rata empat meter dan secara serempak dibariskan, maka butuh lahan sepanjang (sekitar 3,2 juta x 4 meter) 12.800 kilometer. Sehingga tak akan bisa tertampung pada ruas jalan yang tersedia. Padahal, selain kendaraan milik warga Jakarta, setiap hari masuk lebih dari 1,2 juta kendaraan dari daerah-daerah sekitar Jakarta. Misalnya dari daerah Tangerang , dari daerah Bekasi dan dari daerah Depok atau Bogor .
Selain jumlahnya tidak sebanding dengan panjang jalan yang ada, komposisi kendaraan yang lalu lalang di Jakarta sangatlah tidak seimbang. Dari jumlah itu, kendaraan pribadi mencapai lebih dari 90 persen, mulai dari sepeda motor, mobil berumur tua, hingga mobil-mobil mewah. Tahun 2002 kendaraan angkutan penumpang umum cuma sekitar 96.750 buah atau 2,5 persen, dan kendaraan pengangkut barang sekitar 239.940 buah atau sekitar 6,2 persen.
Parahnya, dari 96.750 buah kendaraan angkutan penumpang umum tersebut, 2.670 buah di antaranya merupakan bus umum yang kondisinya rusak dan sebenarnya tak layak jalan. Bahkan, 839 buah di antaranya rusak berat karena kelangkaan suku cadang. Kondisi ini memprihatinkan karena dari sekitar 5.400 buah bus kota, 2.670 buah rusak, yang berarti Cuma sekitar 50 persen yang layak jalan.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Suyono Dikun mengakui, infrastruktur jalan memang tidak memadai lagi bagi pertambahan kendaraan. Jalan yang ada pun masih direcoki dengan bermacam keperluan non-lalu lintas. Trotoar dikuasai pedagang kakilima, atau badan jalan termakan pasar tumpah
( Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/jakarta-dan-kemacetannya/ )


PENGERTIAN DESA
Menurut para pakar :
Sutardjo Kartohadikusuma : Suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Bintarto : Permujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat sisuatu daerah dalam hubunannya dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Paul H. Landis : Penduduknya kurang dari 2.500 Jiwa.
CIRI-CIRI DESA / PEDESAAN
  1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal antara ribuan jiwa.
  2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.

( Sumber : Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh : Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma )

STUDI KASUS
INILAH CONTOH DESA YANG CINTA ANAK
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bekerjasama dengan UNICEF Perwakilan Ambon, menetapkan Desa Nania, Kecamatan Baguala, sebagai percontohan Keluarga Cinta Anak di ibukota Provinsi Maluku itu.
Sekretaris Kota Ambon, H. J. Huliselan, di Ambon, Senin, mengatakan, sosialisasi program ini telah dilakukan kepada orang tua siswa dan komite Sekolah Dasar (SD) dan SMP yang ada di Desa Nania, sehingga dipahami dengan benar.
Menurut dia, anak dan perempuan adalah kelompok rawan dan rentan dalam program peningkatan keluarga berkualitas, sehingga perlu mendapat perhatian dalam program-program pemerintah.
"Perempuan dan anak rentan terhadap penyakit maupun hal-hal yang dapat membuat keluarga terpuruk dan berdampak kesejahteraan keluarga akan menurun," ujarnya.
Anak usia tiga hingga enam tahun serta 13-16 tahun, membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tua karena pada dua fase ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sedangkan pada fase tiga hingga enam tahun adalah pembentukan mental anak.
Pada fase usia 13-16 tahun, anak memasuki usai remaja dan mencari jati diri dan rasa ingin tahunya makin besar terhadap hal-hal baru yang dihadapinya. 
Jika pada fase ini orang tua tidak menjadi teman yang baik bagi anak, maka ia akan menanyakan masalah dan keingintahuannya kepada orang lain, baik kepada teman, tetangga atau orang lain yang dipercaya, apalagi menyangkut pergaulan dan masalah-masalah yang lazim dihadapi remaja, padahal belum tentu apa yang dijelaskan orang lain benar.
"Akibatnya banyak remaja yang jatuh dan salah jalan. Makanya pada usia remaja anak membutuhkan pendampingan dan perhatian orang tua. Jangan hanya bilang sayang dan memberikan anak kecukupan materi, tetapi terpenting perhatian dan cinta pada anak harus benar-benar dicurahkan," ujarnya.
Huliselan menambahkan, salah satu hak anak yang sering terlupakan oleh orang tua adalah hak mereka untuk bermain. 
Menurut dia, anak saat ini bukan lagi objek pembangunan tetapi akan menjadi subjek pembangunan. Pemerintah akan menjadikan anak sebagai pelopor untuk menyukseskan berbagai program yang dilakukan terutama di bidang kesehatan, lingkungan dan pendidikan.
Salah satu program pemerintah kota Ambon yang menggunakan anak sebagai subjek adalah implementasi tema HUT ke-434 Kota Ambon, 7 September yakni "Bersih dan Hijaulah Ambonku". 
Dalam program ini anak didorong untuk membiasakan sikap hidup bersih, tertib dan peduli terhadap lingkungan mulai dari sekolah, rumah hingga masyarakat dan diharapkan menjadi dapat membias kepada anggota keluarga yang lain.

Selain sebagai desa percontohan keluarga cinta anak, Desa Nania juga menjadi desa percontohan bagi sejumlah proyek kerjasama Pemerintah Kota Ambon dengan UNICEF, Mercy Corps maupun USAID, diantaranya program di bidang kesehatan dan kebersihan lingkungan. Nania dipilih sebagai desa percontohan karena memiliki masyarakat yang heterogen bila dibandingkan desa-desa lain di kota Ambon.
Huliselan berharap proyek-proyek percontohan di desa Nania berhasil agar bantuan dari lembaga-lembaga internasional terus mengalir dan bisa digunakan untuk program yang sama di desa-desa lain. 
"Partisipasi seluruh masyarakat sangat diharapkan dalam menyukseskan berbagai program ini," katanya. 

(Sumber:http://www.kotalayakanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=514:kota-layak-anak&catid=37:masalah-sosial&Itemid=58)

REVIEW:
            Menurut saya, memamg kemacetan yang terjadi di Indonesia khususnya di Ibu Kota Jakarta sangat parah sekali, dikarenakan pabrik, perkantoran dalam satu wilayah, apalagi kendaraan bermotor yang semakin hari bertambah, karena mudahnya untuk mengkredit motor agar cepat dalam perjalanan menuju tempat kerja dan angkutan umum yang sembarangan menurunkan dan menaikkan penumpang yang bukan sembarangan / bukan pada tempatnya (HALTE), sehingga menambah kemacetan yang terjadi dan dampak buruknya yaitu polusi udara setiap paginya tercemar.
            Menurut saya, program yang dilakukan pada Desa Nania sangat bagus, karena hak anak menjadi lebih dipahami supaya orang tua dapat memahami kondisi anaknya, inilah desa yang sangat kental dengan rasa kekeluargaan dan mementingakan masyarakat lainnya.

No comments:

Post a Comment

Don't forget to give your's comennt :)
Thanks for a lot

Copyright © KANG MAS DYAN'S BLOG Urang-kurai