KANG MAS DYAN'S BLOG: MENUNGGU KEGEMBIRAAN DARI SEPAKBOLA INDONESIA

Blogroll

MENUNGGU KEGEMBIRAAN DARI SEPAKBOLA INDONESIA


Tak ada bentuk cinta yang lebih dramatis dan mengagumkan melebihi cinta kita terhadap persepakbolaan di anah air kita ini. Betapa besar cinta dan kesetiaan yang kita curahkan ke lapangan bola, namun begitu buruk umpan-umpan balik yang kita terima. Dukungan penonton, spanduk, yel-yel, uang, serta doa tak henti-hentinya kita gemakan setiap kali tim kesayangan kita tampil, tetapi hasil tetap saja begitu-begitu. Kita yang begitu mencintai PSSI dan klub-klub sepakbola di negeri ini, terlalu sering dibuat merana di tribun kekecewaan. Sebagai penonton, kita lalu pulang dan meninggalkan bangku stadion dalam kondisi rusak berantakan sebagai ekspresi frustasi dan rasa kekecewaan.

Tak ada sepakbola unik yang dapat menandingi keunikan dunia sepakbola kita. Berapa banyak genre pertandingan yang kita punya, yang FIFA pasti tidak mengenalnya. Ada sepakbola gajah yang dimainkan manusia, sepakbola politik yang penuh rekayasa, sepakbola yang penting lolos dari jurang degradasi, dst. Hanya di negeri ini gol bisa dimasukkan ke gawang sebanyak-banyaknya dengan penjagaan gawang pura-pura bila sebuah kesebelasan sedang main mata. Betapa kerap kita saksikan seorang wasit menjadi bulan-bulanan di tengah lapangan karena kedapatan begitu vulgar merekayasa kemenangan dalam sebuah pertandingan.

Tudingan bahwa seorang wasit telah bertindak tidak fair karena “dibayar” adalah tuduhan yang biasa kita dengar. “Kalau tidak dibayar, mana mau saya jadi wasit,” jawab si wasit seenaknya. Sangat menyedihkan memang menjadi penonton sebuah pertandingan yang sudah “dibeli”, sedangkan sebagai penonton kita mendapatkan karcis dengan cara benar-benar keluar uang karena harus membeli.

Kecintaan kita terhadap kesebelasan negeri ini tak pernah palsu dan selalu nyata adanya. Dalam perhelatan Piala Asia 2007, Indonesia-lah yang stadionnya paling banyak dipenuhi suporter dibandingkan tuan rumah lain: Thailand, Malaysia dan Vietnam. Antrean panjang para pembeli tiket yang menyemut dari pagi setiap jelang laga squad Merah Putih adalah gambarannya besaranya rasa cinta itu. Tiket pertandingan yang selalu sold out adalah bukti konkretnya.

Di Malang kecintaan terhadap sepakbola bisa ditunjukkan dengan cara yang lebih membingungkan. Para suporter tak hanya memberikan support dalam bentuk atribut dan yel-yel pateriotik untuk mendukung kesebelasan yang dicintainya, yaitu Arema Malang, tetapi juga nyawa. Terakhir seorang suporter Aremania tewas setelah jatuh dari kereta api sepulang menyaksikan laga melawan Persis Solo dalam kompetisi Liga Indonesia.

Tapi sekali lagi, itulah sepakbola kita. Selalu ada persoalan teknis dan non teknis. Problem teknis adalah hal-hal yang menyangkut teknok permainan di lapangan. Non teknisnya, persoalan ekonomi keluarga pemain, pertengkaran pengurusan, dsb.

Terhadap itu semua, kita sebagai penonton nyaris tak bisa berbuat apa-apa. Kita hanya berharap sesekali PSSI bisa memetik kemenangan dan menjadi juara. Seperti kita tahu inti dari kemenangan adalah kegembiraan. Sesuatu yang dengan setia kita tunggu bersama.

No comments:

Post a Comment

Don't forget to give your's comennt :)
Thanks for a lot

Copyright © KANG MAS DYAN'S BLOG Urang-kurai